Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

12 Tahun Bangka Selatan, Prestasinya Zona Merah

24 Januari 2015   05:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah sesuatu yang biasa saja ketika Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri memberikan predikat sebagai daerah otonom " Zona Merah " kepada Bangka Selatan. Sinyalemen tentang itu sudah terlihat ketika pelayanan publik yang menjadi parameter  dalam penilaian kepada suatu daerah otonomi memang belum optimal diaplikasikan di daerah ini yang akan merayakan hari jadinya yang keduabelas 27 januari ini.

Bagaimana tidak, sektor kesehatan yang merupakan simbol dalam menilai keberhasilan daerah dan menjadi tanggungjawab negara seakan-akan terabaikan. Padahal kesehatan adalah salah satu kredit point bagi negara dalam melayani masyarakat. Dan ketika suatu daerah mengalami kasus demam berdarah yang membuat 1 jiwa manusia dan rakyat saja hilang dan menjadi korban maka sektor itu dianggap gagal.

Demikian pula dengan sektor pendidikan yang tertera dalam konstitusi kita. Satu warga dan anak bangsa putus sekolah maka perlu dipertanyakan kredibilitas daerah itu dalam melayani masyarakatnya. Apalagi UU Pelayanan Publik telah dilahirkan sebagai bentuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi warga masyarakat dalam berkehidupan.

Perkebunan Lada di Toboali, Bangka Selatan (dok. Pribadi)

Keberhasilan suatu daerah bukan diukur dari parameter berapa megah gedung perkantoran. Kesuksesan sebuah daerah bukan hanya diukur dari banyak kendaraan flat merah yang hilir mudik mengasapi warga lewat knalpot mobilnya yang anggarannya diperoleh ari rakyat. Namun kesuksesan dan keberhasilan daerah dapat dipandang ketika masyarakat sehat dan mendapat pendidikan yang pantas sebagaimana amanat Konstitusi.

Tak pelak kebelumberhasilan Bangka Selatan dalam dua sektor ini membuat IPM (indek Pembangunan Manusia) yang menjadikan tolak ukur prestasi sebuah daerah otonom kalah dengan daerah lainnya di Provinsi Bangka Belitung.

Untuk melahirkan pelayan publik yang maknyus dan sukses tentunya perlu didukng infrastruktur birokrat yang kuat, berwibawa dan mampu memartabatkan jabatan sebagai pamong praja dan pelayan masyarakat.

1422025845299825429
1422025845299825429
Pelabuhan Sadai di Kecamatan Tukak Sadai, Bangka Selatan (dok. Pribadi)

Selama kurun waktu 12 tahun ini sektor birokrasi menjadi sektor yang paling sering mendapatkan kritikan dari anggota masyarakat. Kepala daerah dengan kewenanganya kadangkala melalaikan asas kompetensi dalam menempatkan birokrat dalam jabatan.

Tak heran birokrat yang diamanah jabatan yang bukan bidangnya kadangkala kerepotan menyesuaikan diri dengan jabatan yang diamanahkan kepadanya. Dan proses belajar pun perlu waktu. Sementara proses pelayanan kepada masyarakat tak boleh terhenti.

Akibat ketidakakuratan dalam menempatkan birokrat dalam jabatan, membuat birokrat harus bertentangan dengan hukum yang mengakibatkan mareka harus menerima konsekwensi hukum. Dan yang menjadi persoalan adalah kenapa birokrat tidak memberikan apologi, alasan dan argumentasi ketika jabatan yang diamanahkan Kepala Daerah kepada birokrat tak sesuai dengan kompetensi dan pengalaman kerjanya. Dan ini memang menjadi ciri khas birokrat akan jabatan.

14220259121403562310
14220259121403562310
Salah satu sudut Kota Toboali, Ibukota Bangka Selatan (dok. Pribadi)

Penerima amanah dari Kepala daerah ini seolah-olah hanya bangga dengan jabatannya tanpa mampu memperlakukan jabatan dengan konseptual dan aksi nyata dan memartabatkan jabatan itu. Pemenerima amanah jabatan dari kepala daerah hanya menjadikan jabatan sebagai kataliator martabat dirinya tanpa mampu memartabatkan jabatan itu sendiri untuk kepentingan daerah dan rakyat.

Ketika Ibu Wiendu Nuryanti masih sebagai Wakil Menteri Bidang Kebudayaan, bagaimana tawaran tentang SDN 15 Puput yang sering banjir diabaikan Dinas Pendidikan Bangka Selatan. Padahal Wamenbud meminta proposal untuk membantu SDN 15 itu dengan anggaran dari APBN. Penulis makin memahami ternyata para petinggi Dinas pendidikan tak memiliki link ke Departemen.

Pada sisi lain kontrol yang kurang kuat dan lemah dari DPRD membuat Pemda Bangka Selatan seakan-akan tak memiliki pengawasan dalam menjalankan roda pemerintahan. Kalau kontrol dan pengawasan dari lembaga legislatif ini kuat maka perjalanan daerah akan menjadi baik.

1422025978405214696
1422025978405214696
Tugu Junjung Besaoh di Perkantoran Pemda Bangka Selatan (dok. Pribadi)

Yang sungguh membuat kita terbelalak adalah PAD daerah yang dari tahun ketahun tak menampak eskalasi yang baik dan tinggi. Padahal saat daerah ini hendak dilahirkan sumber daya alam yang melimpah yang diprediksi akan menjadi sumber pendanaan daerah adalah penyebab daerah ini dianggap sangat layak dijadikan daerah otonom.

Dengan laut yang luas yang membentang dari Sebagin hingga Pulau Lepar dengan kandungan kekayaan alam yang melimpah ditambah  dengan sumber pertanian, perkebunan dan pertambangan harusnya daerah ini bukan hanya memiliki APBD sekitar 700 M namun telah meraup hingga 1 trilyun.

!2 tahun sebagai daerah otonom bukanlah usia baru melangkah. Bila dikomparasikan dengan usia institusi KPK yang baru berusia 11 tahun dengan segudang prestasi, mestinya ini semua menjadi bahan kontemplasi bagi semua pihak yang memimpin daerah ini. Bagiamana pun juga warisan pemimpin daerah akan menjadi kenangan bagi warganya hingga negera ini tutup.

1422026048113643409
1422026048113643409
Pasar Toboali, Bangka Selatan

Kalau kita sebagai pemimpin daerah dan penerima amanah tak mampu memberikan prestasi yang akan menjadi warisan untuk anak cucu, lantas apa yang harus kita banggakan ketika kita tak lagi memimpin negeri ini? Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun