Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 15

21 April 2020   05:54 Diperbarui: 21 April 2020   05:56 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fabumi! Apalagi yang menarik perhatian lembaga sekelas GRU kalau bukan orang imun yang bisa dijadikan sumber membuat obat. Mungkin kepentingan yang dibela Ivan masih jauh lebih baik dibanding kepicikan Marc. Termasuk juga upaya Profesor Sato untuk menemukan cara menanggulangi virus dengan berahasia dan mesti ditemani CIA dan MI6, masih jauh lebih mulia.

Cecilia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong lelaki itu. Paling penting sekarang dia harus menghimpun kekuatan. Potensi ancaman ada di 2 tempat yang sangat berjauhan. Dua-duanya sangat berbahaya. Dua-duanya bisa memicu kekacauan global. Dan yang paling mengerikan adalah, dua-duanya belum ada obatnya.

Dokter yang cerdas ini paham bahwa ada 2 hal di dunia ini yang sekarang jadi rebutan banyak pihak dan kepentingan.  Object X di Arctic dan Fabumi di Kongo. Keduanya adalah kunci penting untuk membuat benteng pertahanan terbaik melawan ancaman virus dan bakteri mematikan yang saat ini sedang menunggu pintu keluar untuk menjadi wabah.

Cecilia yakin peristiwa ini sudah tertangkap radar industri-industri farmasi. Keuntungan yang luar biasa menunggu mereka jika berhasil menemukan obat dari Mollivirus sibericum dan Bakteri Afrormasia. Mulai saat ini dia akan menamainya begitu agar mudah mengingatnya.

Mereka pasti berlomba-lomba menemukan sumber pengobatan. Demi kepentingan apapun itu. Finansial bagi industri farmasi. Perlindungan negara bagi para agen rahasia. Tanggung jawab bagi organisasi seperti WHO. Dan mungkin juga senjata bagi segelintir orang pintar yang punya pikiran anarkis. Lalu jangan dilupakan logika pikiran orang-orang super kaya dan sinting yang berharap ini akan menjadi pandemi agar populasi bumi terkendali.

Orang-orang imun atau korban nol di titik nol adalah aset bagi mereka semua. Dia, hanyalah spot kecil dari orang-orang yang berpikir tetang kemanusiaan. Chaos, kekacauan, kematian massal adalah hal paling terakhir yang ingin dia dengar dari berita. Inilah kekuatan pikiran yang sedang dibangun oleh Cecilia. Seorang penyintas yang berusaha mati-matian menyelesaikan semuanya. Seorang diri. Masih seorang diri.

Cecilia sangat berharap menemukan teman.

Dokter itu akhirnya terlelap di pesawat setelah punya harapan yang baru saja dicanangkan dalam pikirannya. Seorang teman.

Fabumi menyuapkan potongan terakhir buah apel ke mulutnya. Setiap hari dia disediakan makanan enak dan bergizi. Setiap hari pula serombongan orang-orang berbaju putih yang dipikirnya pasti dokter datang berkunjung. Memeriksa semua hal. Urine, darah, feses, hingga cairan dari rongga hidung dan mulutnya, tidak luput dari pemeriksaan.

Begitu yang harus dialaminya tiap hari. Dia sama sekali tidak menikmatinya. Fabumi sebenarnya akan dengan sukarela menjadi obyek penelitian demi sebuah obat yang bisa menghentikan kengerian seperti di camp logging Congo Basin. Mungkin mereka belum bisa menemukan atau sudah menemukan tapi belum bisa mengujinya. Kecuali jika mereka pergi ke pedalaman Cuvette dan melakukan percobaan kepada orang-orang yang terjangkit.

Bagaimana nasib kawan-kawannya di sana sekarang? Malam itu terjadi pembantaian yang dilakukan oleh Mister Bob dan anak buahnya. Mungkin orang-orang yang terjangkit sudah habis bermatian. Atau mungkin penyakit itu sudah terisolasi kembali di tengah belantara karena tak ada orang lagi yang bisa ditulari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun