Apa yang harus dilakukannya sekarang? Cecilia menggaruk hidungnya yang tidak gatal. Merde! Aku tidak punya uang sama sekali kecuali untuk segelas kopi!
Sebuah pikiran terlintas dalam pikiran Cecilia. Dia harus menghubungi orang yang terpercaya. Seorang yang berada di institusi negara namun bisa dipercaya. Siapa? Uh merde! Lagipula dia mesti menunggu Fabumi hanya sekedar untuk membeli pulsa.
Aha! Cecilia tersenyum lebar. Siapa lagi dalam kondisi seperti ini yang bisa dipercaya kalau bukan Ivan Chenkhov. Teman sekaligus pernah menjadi pacarnya saat masih sama-sama kuliah kedokteran di Oxford University. Bersama juga dengan si Marc sialan itu! Cecilia tidak bisa menghitung lagi berapa kali dia sudah menyumpahi Marc.
Cecilia sudah tenang sekarang. Menikmati kopi sambil menyaksikan orang-orang mondar-mandir beraktifitas. Hatinya nelangsa. Mereka tidak sadar ada wabah mengerikan yang sedang mengintai mereka dari pedalaman terisolasi Congo Basin.
Daratan Afrika bisa porak poranda jika salah satu saja orang di camp Golden Logging Timber Company  turun ke kota dan memulai penyebaran penyakit menular yang sangat berbahaya itu. Benua yang membuatnya jatuh hati ini akan menjadi wilayah horror karena bakteri itu menyerang otak dan memunculkan sifat agresif yang tak terkendali. Orang-orang akan saling serang satu sama lain. Cecilia bergidik. Nyaris meneteskan airmata.
Cecilia memutus lamunannya tepat saat dia melihat Mister Bob dan Adisa  melintas di trotoar jalan seberang cafenya.
Merde!
Bogor, 13 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H