Pak Masto menatap kedua jagabaya tua itu,"Rahim, Sarman, kumpulkan para pemuda dan lelaki di desa. Kita harus patroli penuh malam ini. Pada kejadian sebelumnya selalu ada 2 korban di malam purnama. Aku punya firasat akan jatuh 1 korban lagi."
Kedua jagabaya itu mengangguk dan bergegas melaksanakan perintah kepala desa.
Pak Masto meminta Rama dan Maming untuk ikut patroli. Sedangkan Mira, Shinta dan Vera diminta tetap tinggal di rumah bersama istri dan anak Pak Masto.
Rama berpesan kepada Shinta jika Wanda dan Bramasto sudah datang agar tinggal saja di rumah bersama mereka.
-----
Seluruh pemuda dan lelaki di desa berkumpul di depan balai desa. Mereka melengkapi diri dengan berbagai senjata seadanya. Pentungan, sabit dan parang. Wajah-wajah mereka diliputi kengerian. Rumor cepat sekali menyebar. Pak Paijo dimangsa serigala jadi-jadian. Begitu pula korban-korban sebelumnya.
Beredar pula kabar bahwa tidak semua yang digigit manusia serigala akan berubah menjadi manusia serigala juga. Hanya orang-orang tertentu yang diinginkan oleh si pemangsa. Itupun akan berubah menjadi manusia serigala 3 bulan setelah digigit. Mayoritas hanya akan menjadi mangsa yang dihisap habis-habisan darahnya dan dimakan jatungnya. 5 korban di desa itu termasuk dalam kategori kedua.
Pak Masto memerintahkan patroli semalam suntuk. Orang-orang dibagi menjadi beberapa regu. Rama dan Maming bersama 3 warga desa kebagian patroli di sekitaran balai desa.
Regu Rama menyusur jalan-jalan di sekitar balai desa dengan hati-hati. Semua nampak siaga. Suasana hening dan sangat mencekam. Tak satupun membuka mulut untuk bicara. Mereka sama sekali tidak berharap bertemu dengan makhluk mengerikan yang telah memangsa 5 orang desa.
"Tolooooonnnggg!!" terdengar jeritan menyayat hati di ujung jalan menuju balai desa.
Regu Rama berhamburan menuju suara. Dan semuanya terbelalak ngeri melihat apa yang sedang terjadi.