Perbincangan kelima mahasiswa KKN di desa tersebut terhenti seketika begitu 2 sosok bayangan manusia berlari terengah-engah menuju ke arah mereka.
"Pak...Paak.. Lur..lurah ada?" salah satu di antaranya tersengal-sengal bertanya.
Kelima mahasiswa itu saling berpandangan. Antara bingung dan cemas melihat kepanikan 2 orang jagabaya itu. Tanpa sepatah katapun jawaban, Mira buru-buru mengetuk pintu rumah induk yang merupakan kediaman kepala desa.
Kepala Desa yang bertubuh tinggi besar dengan cambang nyaris menutupi seluruh mulutnya keluar menemui 2 jagabaya yang bermandikan keringat.
"Ada apa Him? Man? Kalian seperti habis melihat hantu."
Masih dengan tersengal-sengal, Rahim bercerita bahwa di rumah paling ujung desa terjadi petaka. Paijo, orang tua yang tinggal sendirian di rumah itu meninggal dunia. Sebab kematiannya tidak normal. Nampak bekas gigitan lebar di lehernya. Juga dadanya berlubang besar. Jantungnya hilang!
Kepala Desa yang bernama Pak Masto menggelengkan kepala sambil mengerutkan kening. Petaka yang terjadi untuk kesekian kalinya. Dimulai sejak 3 bulan lalu. Setiap kali purnama, selalu ada penduduk desa ini yang menjadi korban gigitan hewan buas.
Sudah 4 orang menjadi korban. Semuanya mati dengan mengenaskan. Pak Masto sudah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian namun hingga saat ini perkembangan kasusnya belum maju-maju juga. Pihak kepolisian di kecamatan yang jaraknya cukup jauh dari desa ini hanya bisa menyimpulkan bahwa semua korban diserang oleh binatang buas sejenis harimau atau serigala.
Pernah juga petugas forensik didatangkan dari kota saat terjadi serangan pada korban ke-4. Petugas forensik mengatakan hal senada. Korban digigit hewan buas.
Hanya sebagian kecil penduduk desa yang percaya dengan penjelasan tersebut. Sebagian besarnya lagi tidak yakin termasuk Pak Lurah Masto. Sebelum ini tidak pernah terjadi hal mengerikan seperti  ini. Desa mereka memang terpencil dan terletak persis di pinggiran hutan. Namun tidak pernah terjadi apa-apa. Jangankan harimau atau serigala, jejak macan dahan saja tidak pernah ditemui lagi.
Dan sekarang terjadi lagi. Di malam purnama yang sama. Pak Paijo menjadi korban ke-5.