Di saat yang lain kebingungan harus menambatkan tali kapal ke mana, Ben tersenyum simpul sembari menekan sebuah tombol merah di kiri atas tombol-tombol navigasi.
"brrrtttt...drakkk....brrrttt...drakkk"
Sepasang tali Tross dan Spring meluncur kencang. Menembus dinding gua. Mencencang kapal dengan kuat di tempatnya. Ben mematikan mesin. Melompat turun dari kursi nahkoda. Tak mempedulikan betapa teman-temannya memandang dengan kagum. Ben memang tak terkalahkan dalam hal perkapalan.
Ran mengambil alih situasi.
"Kita harus memperkuat pertahanan di kapal ini sebelum keluar dan mengeksplorasi pulau. Ini adalah benteng sekaligus rumah kita. Kita tidak akan bisa menduga kapan Pasukan Kematian itu kembali kesini lalu menyerang kita. Ben, coba cari sesuatu di fitur kapal barangkali ada yang terlewatkan mengenai pertahanan."
Ben mengangguk. Kembali menatap jajaran keyboard di hadapannya dengan tekun. Tet dan Rabat turun ke dek haluan. Memeriksa barangkali ada yang bisa dipergunakan untuk memperkuat pertahanan.
Sementara itu Cindy bergelung di kasur lipat sudut anjungan. Nampak menggigil hebat. Terdengar rintihan aneh keluar dari mulutnya.
"Hhhhh....eerrggghhh....hhhhh....eerrrggghh"
Ran terperanjat. Ada apalagi dengan Cindy? Gawat! Ran mendekat. Disentuhnya kening Cindy. Ya ampun, dingin sekali!
Ben yang masih berkutat dengan keyboard, tombol dan monitor tidak menyadari apa yang terjadi pada Cindy. Dia sepertinya menemukan sesuatu yang diminta Ran. Aha! Berhasil!
Ran mengetikkan beberapa kode di layar monitor.