Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geni di Sarang Kematian

23 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 23 Oktober 2018   15:55 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara langkah kaki di dalam membuat Geni buru-buru menyembunyikan diri di balik batu besar yang entah kenapa diletakkan dengan sengaja di sudut kolam. Seorang perempuan tua membawa kantong plastik cukup besar berjalan dengan rileks.  Membuka pintu kecil lalu berjalan ke arah kolam besar keruh dan bau itu.

Geni memperhatikan perempuan setengah baya itu membuka kantong plastik, mengambil isinya dan membuangnya ke dalam kolam. Suara kecipak besar air berikut geraman rendah menyambut setiap kali lemparan dilakukan.

Geni melongo! Itu kan?! Ya! Itu kan potongan tangan dan kaki manusia?! Adrenalin Geni memuncak seketika. Gila!
Dan suara kecipak besar itu bisa dipastikan dengan mata kepala Geni sendiri adalah seekor buaya raksasa berukuran 5-6 meter. Melahap potongan-potongan tubuh manusia itu dengan rakusnya. Geni bergidik!

Namun Geni bertindak cepat, sembari mengendap-ngendap, lelaki itu menyelundupkan dirinya memasuki pintu kecil yang masih terbuka. Mumpung perempuan tua itu masih menyelesaikan pekerjaannya memberi makan si buaya. Fiuuhh.

----

Geni meraba pinggangnya. Sangkurnya ada. Memeriksa isi tas pinggangnya. Kapas, kloroform, aman semua. Geni memang sudah menyiapkan semua. Targetnya adalah menginterogasi orang dengan cara membiusnya terlebih dahulu. Dia harus mendapatkan pengakuan. Barulah dia akan lapor polisi.

Dari alamat di korek api itu dia tahu bahwa yang dihadapinya bukanlah main-main. Tidak mungkin Baron dihabisi oleh musuh yang cuma seorang diri. Baron adalah detektif yang sangat tangguh dan berpengalaman. Pastilah ini semacam persekongkolan. Atau gerombolan.

Geni menggeretakkan rahangnya.

Geni menyelinap ke dalam rumah lewat pintu dapur yang terbuka. Secepat dia masuk, secepat itu pula dia menyembunyikan dirinya di balik sebuah lemari di sudut dapur luas itu.

Dari sudut ini, Geni bisa melihat dengan jelas gadis manis yang kehilangan anting sebelah itu masuk ke dapur dengan muka kebingungan dan berkeringat dingin, membuka pintu kulkas besar lalu terlompat mundur ke belakang seperti disengat kalajengking sambil memekik kecil.

Geni memusatkan perhatian pada yang dilihat gadis itu dalam kulkas. Mata Geni terbeliak hebat. Itu kepala manusia! Kepala Baron! Bangsat!

Gadis manis itu menutup pintu kulkas dan berlalu sambil masih sedikit sempoyongan. Geni mengikuti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun