Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Pantai Penuh Lava)

27 Juni 2018   13:51 Diperbarui: 27 Juni 2018   13:49 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun suasana itu tidak berlangsung lama.  Setelah mendengarkan apa yang terjadi di luar lubang, Cindy memutuskan mereka agar segera berangkat.  Mumpung burung pemangsa itu sedang makan.  Lebih bagus jika mereka buru-buru lari.

-----

Team ekspedisi itu kembali setengah berlari meninggalkan lubang yang telah menyelamatkan mereka.  Tet sampai lupa dia berniat memotret kelinci raksasa itu saking tegangnya. 

Dari kejauhan, mata Cindy yang luar biasa tajam sudah mendengar debur ombak lautan.  Gadis yang gerakannya selincah kucing ini mempercepat langkahnya.  Tidak sadar bahwa teman-temannya semua kepayahan menjajari langkahnya. 

Bukan tanpa alasan Cindy mempercepat langkah.  Di belakang mereka ada yang mengejar!  Entah apa karena Cindy belum melihat.  Bukan burung-burung itu.  Tapi intuisinya mengatakan bahwa yang mengejar mereka ini adalah sesuatu yang tidak kalah berbahayanya.  Cindy sengaja tidak mau memberitahu teman-temannya supaya tidak terjadi kepanikan.  Panik akan membuat mereka jauh lebih cepat lelah.  Padahal pantai sudah ada di depan mata.

Dan sampailah mereka!  Namun kegembiraan urung terjadi.  Pantai di depan mereka terhalangi sesuatu yang lain lagi.  Sebuah sungai selebar 10 meter.  Sungai yang mengepul panas.  Karena sungai di depan mereka ini adalah sungai lava!  Gila!

----

Bogor, 27 Juni 2018

Selanjutnya; Negeri Tulang Belulang (Badai)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun