Setengah berlari, kelima orang itu melintasi padang tulang-tulang. Â Cindy menjadi andalan sepenuhnya kemana kira-kira arah yang tepat untuk dilalui. Â Tidak mendekat ke lokasi burung-burung besar itu pesta makan. Â Alhasil pelarian mereka berkelok-kelok tidak karuan.
Padang itu begitu luas. Â Setelah sekian lama, belum juga setengah jarak yang ditempuh. Â Karena kelelahan, meskipun adrenalin terpacu begitu rupa, akhirnya Cindy berhenti. Â Bukan dia yang lelah. Â Tapi teman-teman prianya nampak kehabisan nafas.
Mereka berhenti di tengah-tengah padang. Â Kebetulan ada sebuah batu besar yang bisa melindungi mereka dari terik yang mulai menggantang. Â Ran ragu. Â Di balik batu besar itu terdapat sebuah lubang yang cukup besar untuk dimasuki tubuh manusia. Â Dia teringat ular besar yang diceritakan Tet.
Tapi Cindy meyakinkan Ran bahwa di dalam lubang itu tidak terdengar suara yang mencurigakan. Â Entah itu lubang apa tapi yang jelas lubang itu kosong. Â Ran percaya. Â Yang lain juga percaya. Â Tapi nuansa ketakutan tetap kentara di mata mereka. Â Mereka berada di antara pasrah dan berserah. Â Situasi ini layak disebut sebagai terjebak di bubu ikan hiu.
----
Setelah merasa cukup beristirahat, Ran memberi komando teman-temannya untuk lanjut. Â Perjalanan masih setengah lagi dan mereka tidak tahu apa yang menunggu mereka di sisa perjalanan ini.
Belum juga langkah diayunkan. Â Cindy tiba-tiba meletakkan telunjuk di mulutnya. Â Semua orang tercekat. Â Ada apa lagi ini? Â Cindy menunjuk ke suatu arah.
Di kejauhan terlihat beberapa bayangan kecil berlari kencang menuju mereka. Â Sementara di langit burung-burung besar itu meluncur memburu bayangan itu. Â Begitu mendekat, orang-orang baru sadar bahwa yang berlari menuju mereka adalah beberapa ekor kelinci seukuran anjing gembala. Â Ran dan teman-temannya bingung mesti bagaimana. Â Apakah kelinci-kelinci itu juga berbahaya?
Tanpa berpikir panjang Cindy memimpin teman-temannya memasuki lubang di depan mereka. Â Jelas sekali bahwa kelinci-kelinci itu sedang menyelamatkan diri menuju lubang ini. Â Bukan menuju mereka. Â Lubang seukuran manusia itu cukup lebar di dalamnya. Â Kalaupun mereka harus berdesakan dengan para kelinci itu tidak masalah. Â Masih cukup leluasa.
Terjadilah situasi yang menggelikan itu. Â Begitu mereka berlima sudah di dalam lubang. Â Berduyun-duyun kelinci besar itu masuk. Â Dari 4 ekor yang berusaha masuk, hanya 3 ekor yang berhasil. Â Kelinci terakhir menjerit nyaring setelah tubuhnya disambar dan dicengkeram oleh burung raksasa itu dan dibawa mengudara.
Suasana di dalam lubang terlihat aneh. Â 3 ekor kelinci itu meringkuk di sudut lubang terdalam tanpa berani bergerak. Â Sementara 5 manusia di hadapan mereka terlihat terbengong-bengong keheranan memperhatikan ukuran mereka. Â Kelinci seukuran anjing gembala adalah satu hal aneh yang mengejutkan. Â Kalau tidak bisa dibilang menakutkan.