Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Sungai Raksasa)

18 Juni 2018   22:16 Diperbarui: 18 Juni 2018   22:21 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ran meminta anggota team untuk fokus penuh pada upaya pengobatan Cindy.  Ran tidak tahu persis apakah keadaan Cindy membahayakan jiwanya atau tidak.  Secara fisik tidak.  Apalagi detak nadi Cindy setelah diperiksa baru saja, normal.

Yang sangat menjadi pertanyaan adalah matanya!  Keseluruhan pupil mata menghitam.  Tidak ada perubahan.  Paling tidak malam ini mereka harus membuat Cindy tetap hangat.  Api tidak boleh padam.  Cindy tidak boleh lepas dari pengawasan.

Dan malam memang berlalu tanpa insiden sama sekali.  Anggota team bergiliran berjaga.  Terhadap bahaya sekaligus mengawasi kondisi Cindy.  Hanya ada satu kejadian yang tidak bisa dijelaskan nalar terjadi.  Lautan di depan mereka bergemuruh tiada henti.  Padahal tidak ada angin ribut atau badai topan.  Semua orang menyimpan kejadian itu dalam hati.  Sambil berharap ada penjelasan yang masuk akal esok hari.

----

Ran yang kebagian jaga terakhir memandang hamparan air di depannya tanpa berkedip.  Pagi sudah tiba.  Cindy baik-baik saja.  Walaupun Ran belum bisa memastikan apakah matanya sudah kembali normal atau belum.  Gadis itu masih tertidur.  Atau tepatnya belum siuman.

Hamparan air itu bukan lautan!  Apa yang dia saksikan sekarang adalah sebuah sungai besar luar biasa.  Sungai raksasa.  Dan sungai raksasa ini sedang mengamuk!

----

Bogor, 18 Juni 2018

Selanjutnya; Negeri Tulang Belulang (Niagara Kedua)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun