Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Terdampar)

17 Juni 2018   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2018   21:30 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan dilanjutkan.  Medan yang dilalui makin lama makin curam.  Tapak sungai kecil itu berakhir di bibir ngarai terjal.  Kira-kira lebih dari 100 kaki.  Dan itu belum berakhir sampai di situ.  Di bawah sana mengalir sebuah sungai agak besar yang menjatuhkan airnya di ngarai lebih dalam lagi berupa air terjun.  Tidak kelihatan dari sini.  Tertutup kabut yang sangat tebal.

Kelima team ekspedisi saling pandang.  Tidak mungkin bagi mereka menuruni tebing tegak lurus ini.  Terlalu berbahaya.  Berputar adalah satu-satunya cara.  Kali ini Ran memimpin.

Para penyintas yang terdampar itu berjalan tersaruk-saruk.  Mencari aliran sungai lain untuk ditelusuri.  Mereka sepakat memanfaatkan waktu siang untuk berjalan.  Mendekati petang barulah mereka akan mencari tempat untuk beristirahat. 

Dan sampailah juga mereka di penghujung hari.  Ran menemukan sebuah tempat datar yang cocok untuk mendirikan tenda.  Mereka berbagi tugas.  Ada yang mencari air.  Mengumpulkan ranting kering.  Memasak.  Dan berjaga-jaga tentu saja.

Malam itu semua berkumpul melingkari api unggun.  Ran sengaja membuat api cukup besar untuk menghindari binatang-binatang berbahaya.  Tidak ada perbincangan selama makan.  Perasaan mereka masih begitu rushing.  Hari ini mereka menghadapi situasi mencekam berturut-turut.  Musibah pesawat.  Perjalanan berat di hutan.  Dan terutama, menyaksikan pertarungan 2 binatang aneh yang tidak tercatat di buku ilmu pengetahuan.  Belum lagi, mereka tidak bisa memastikan sesungguhnya di mana mereka terdampar.

-----

Tidak ada juga yang bisa tertidur cepat meski mereka sangat kelelahan.  Semuanya masih berkumpul di sekitar api unggun.  Berlarian di lamunan masing-masing.  Apalagi yang harus mereka hadapi esok hari.

Koaaakkkkkkkk....koaakkkkkkkkkk....wusssssssssssss

Suara kepak sayap keras dan jeritan melengking tinggi memenuhi udara di seputaran team ekspedisi.  Kontan semuanya tersentak berdiri.  Waspada.  Sekaligus juga ketakutan.  Suara itu begitu mendebarkan jantung.  Mengerikan!

Ran mengokang senjatanya.  Siap menembakkan peluru bagi apa saja yang mengancam mereka. 

Koaaakkkkkkkk....koaakkkkkkkkkk....wusssssssssssss.....brukkkkkkkkkkkkkk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun