Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Terdampar)

17 Juni 2018   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2018   21:30 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tet berjalan paling depan.  Dia yang paling berpengalaman berpetualang dan bisa diandalkan dalam mencari jejak.  Diikuti berturut-turut Ben, Cindy, Rabat dan terakhir Dan.  Meskipun berprofesi dokter, Ran adalah penembak ulung.  Oleh karena itu satu-satunya senapan yang ada dipegang olehnya.

-----

Belum jauh rombongan itu berjalan.  Tet mengangkat tangan memberi isyarat berhenti.  Ada sesuatu.  Bahkan Tet berjongkok dan meminta teman-temannya melakukan hal yang sama.  Semua menuruti Tet.

Tak jauh di hadapan mereka, tersaji pemandangan mengerikan.  Seekor binatang mirip dengan singa tapi lebih besar dari ukuran normal sedang bertarung sengit melawan binatang mirip dengan harimau seukuran sama.  Disebut mirip karena singa dan harimau itu bukan benar-benar species yang biasa dijumpai.  Tubuh singa itu berkelir warna warni.  Sementara si harimau bahkan tanpa bulu, mirip dengan tubuh kuda nil.

Seluruh anggota team ekspedisi terpana.  Takjub dengan adegan seru di depan sana.  Tet mengrenyitkan dahi melihat keanehan binatang-binatang itu.  Rasanya seperti bukan berada di bumi.  Tidak ada sama sekali referensi yang menyebutkan jenis-jenis binatang aneh seperti itu selama ini.

Pertarungan itu berakhir tanpa pemenang.  Kedua binatang pemangsa itu balik badan dan berlari pergi.  Tempat pertarungan yang berupa semak belukar membelasah berantakan.  Bukti betapa dahsyatnya pertarungan tadi.

"I...itu binatang apa Tet?" Cindy terbata-bata bertanya.

"Kita sebenarnya berada dimana?" Ben bergumam kepada dirinya sendiri.

Tet memandang kawan-kawannya.  Sedikit menyeringai;

"Team, sepertinya kita terdampar di sebuah tempat unknown.  Sisi baiknya, sepertinya kita penemu pertama tempat ini.  Aku yakin, kita masih di bumi."

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun