Tapi itu sama sekali tidak biasa. Â Suhu yang dingin secara terus menerus itu mempengaruhi apa saja. Â Peradaban manusia yang sebelumnya beradaptasi dengan suasana tropis, berbalik ke bagaimana menghadapi musim dingin yang abadi. Â Itulah sebabnya lumut mulai tumbuh subur.
Semua menyadari bahwa lumut adalah tumbuhan pionir. Â Lumut tumbuh apabila suhu rendah secara konstan melingkupi sebuah lingkungan. Â Kehidupan flora selalu didahului oleh pertumbuhan lumut. Â Lumut seperti ibu bapa. Â Mengawali semua.
Para perantau itu bergidik. Â Teringat pada bukit-bukit di desa mereka yang dipenuhi cemara dan angsana.
-----
Pabrik-pabrik tetap beroperasi dengan kecepatan tinggi. Â Produksi yang dominan sekarang adalah produksi massal konveksi. Â Wol-wol hangat, perlengkapan musim dingin dan batubara serta pelet kayu untuk bahan baku perapian.
Kendaraan dan barang elektronik tetap diproduksi. Â Namun menyesuaikan dengan situasi musim dingin. Â Pemandangan langit kota semakin kelabu. Â Musnah selamanya warna biru. Â Bahkan lautan yang ada di luar kota ini ikut berubah kelabu. Â Kota dan sekitarnya menjadi begitu sendu. Â Orang-orang lebih memilih tinggal di rumah. Â Di depan perapian. Â Cahaya matahari tak lagi menghangatkan. Â Sebab tak sampai ke permukaan.
Suhu semakin jatuh. Â Akibatnya kecepatan pertumbuhan lumut seperti dipacu. Â Nyaris semua penduduk kota bahu membahu berupaya menyingkirkan lumut. Â Bangunan berlumut. Â Pohon-pohon berlumut. Â Jalanan berlumut. Â Air tanah yang disedot untuk kebutuhan sehari-hari juga bercampur dengan lumut.
Para perantau sebagian memutuskan pulang ke desa-desa menumpang kereta. Â Pesawat tak bisa lagi mendarat. Â Runaway terlalu licin karena dipenuhi lumut. Â Bus dan mobil juga sudah kesulitan menapaki jalan raya. Â Lumut merajalela. Â Sementara rel kereta masih bisa dilewati karena setiap saat dipanasi.
Sebagiannya lagi masih bertahan. Â Berharap masalah lumut itu teratasi. Â Namun ingatan tentang sungai, pematang dan danau di desa makin menguat.
-----
Sampailah pada puncak peristiwa. Â Setelah lumut-lumut itu menguasai seluruh kota. Â Pabrik-pabrik raksasa itu terpaksa berhenti beroperasi. Â Semua mesin dan perlengkapan tak bisa berfungsi. Â Ditumbuhi lumut hingga ke bagian-bagian terkecilnya. Â Kota beranjak mati.