"Aku tidak mau! Â Aku hanya mau peran utama..." Artis cantik berambut pirang itu menggelengkan kepala.
Sutradara berambut gondrong itu mengerjapkan mata. Â Ditatapnya lembaran skenario yang dikembalikan Fanta, si artis cantik dengan kasar.
"Hanya dalam film ini saja Fanta, please. Â Karakter pemeran utamanya lebih cocok untuk Nova. Next skenario tentu saja hanya kamu yang paling tepat menjadi pemeran utamanya. Â Please," untuk kedua kalinya kata memohon itu keluar dari mulut Sanday sang sutradara.
Fanta menggeleng. Â Kali ini lebih tegas lagi. Â Sanday putus asa. Pikirannya berputar-putar.
------
Baru kali ini Sanday ditawari untuk menjadi sutradara film horror. Reputasinya sejauh ini adalah sutradara film drama yang cukup ternama. Tapi ini tantangan besar baginya. Dia tidak pernah menolak yang namanya tantangan.
Fanta adalah artis pelanggan pemeran utama dalam setiap film yang disutradarainya. Selalu sukses. Fanta sangat menjiwai setiap perannya dengan totalitas luar biasa. Sanday tahu persis bahwa bakat Fanta memang ada pada film-film yang bertema drama. Â Tidak pada film dengan tema horror. Â Fanta akan keteteran. Â Nova jauh lebih baik.
Sanday pusing kepala. Ini adalah tantangan besar yang harus dilaluinya dengan prestasi bagus. Tapi Fanta tetap bersikeras bahwa dia yang harus jadi pemeran utama. Sanday ragu apakah debutnya ini akan sukses jika Fanta masih juga ngotot.
Sebenarnya Sanday sudah menghubungi Nova untuk menjadi peran utama dalam film terbarunya ini. Nova setuju. Dengan satu syarat tidak mau satu scene dengan Fanta dalam adegan apapun. Sanday makin puyeng. Dia harus memutar keras otak scripter untuk membuat skenario tambahan tapi tidak merubah ide cerita.
-----
Pada akhirnya Sanday berhasil membujuk Fanta untuk menjadi pemeran pembantu. Nova adalah pemeran utama. Skenario sudah digubah dan ditambah agar bisa menyesuaikan dengan keinginan Fanta dan Nova.