"Dokter please. Â Berikan aku resep kematian. Â Aku tidak pernah memohon sebelumnya kepada orang lain. Â Kali ini aku memohon kepadamu...."
Suara lelaki itu betul-betul tulus penuh permohonan. Â Dokter Wina yang awalnya terkaget saat pintu itu terbuka mendadak, duduk kembali di kursinya. Â Memberi isyarat kepada lelaki itu untuk mendekat dan duduk di hadapannya.
"Baiklah Pak. Â Apa masalahnya sehingga Bapak menginginkan resep kematian. Â Bukankah kematian akan datang dengan sendirinya tanpa perlu resep?" Â Dokter Wina bertanya dengan lembut.Â
"Aku adalah pembunuh bayaran dokter. Â Aku sudah tidak mau melakukan hal buruk itu lagi. Â Tapi aku terikat kontrak seumur hidup untuk membunuhi orang-orang. Â Hanya kematian yang bisa membebaskan aku," lelaki itu menjelaskan dengan tenang seolah semua itu hanya hal yang biasa saja.
Dokter Wina terbelalak untuk kesekian kalinya. Â Duh, tadi malam dia mimpi apa sehingga harus ketemu dengan orang seperti ini? Â Keluhnya dalam hati.
Dokter lalu mendengarkan lelaki itu bercerita panjang lebar. Â Mengenai profesinya yang mengerikan. Â Menjadi wakil malaikat pencabut nyawa. Â Lelaki itu juga bercerita bahwa saking inginnya dia mengakhiri semua, dia selalu melakukan tugasnya secara nekat. Â Tanpa perhitungan.
Tapi tetap saja. Â Dia selalu berhasil dan selamat. Â Entah dilindungi setan darimana, dia selalu berhasil lolos dari perlawanan, kepungan polisi, bahkan amuk massa. Â Lelaki itu sampai terheran-heran sendiri. Â Di suatu kesempatan merenung, dia malah sempat berpikir jangan-jangan dia dilindungi oleh malaikat kematian itu sendiri.
Dokter Wina mendengar semua cerita lelaki itu dengan takjub. Â Luar biasa. Â Ini kisah yang bila dituliskan mungkin bisa menjadi novel yang mengejutkan.
-----
"Tapi Bapak tahu kan? Â Bahwa seorang dokter terikat pada sumpahnya untuk menghindarkan orang dari kematian? Â Bukannya malah menjadi penyebab kematian?" Dokter Wina berusaha menjelaskan sekaligus bertanya.
"Aku tahu dokter. Â Dan aku juga menghormatinya. Â Tapi ini kasus khusus. Â Tolonglah aku dokter. Â Dokter adalah ahli anestesi yang sangat pintar. Â Aku tahu dokter bisa melakukan euthanasia dengan keahlian dokter," lelaki itu tetap mendesak.