Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bajingan Perubah Mimpi

20 Maret 2018   19:52 Diperbarui: 20 Maret 2018   20:01 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia tinggal sendiri.  Dia perlu beberapa saat untuk membuat kamarnya sebersih dan senyaman mungkin.  Dia tahu tidak bisa mengatur seperti apa mimpi yang akan mendatanginya.  Tapi paling tidak dia memulai segalanya dengan persiapan sempurna.

Ada satu keinginannya sejak lama.  Bermimpi menjadi seorang kyai.  Tidak!  Bukan!  Maksudnya adalah dia ingin bermimpi sebagai bajingan.  Agar di dunia nyata dia bisa merubah mimpinya menjadi kyai. 

Ini susah sekali.  Karena pada kenyataannya dia adalah seorang bajingan.  Dia bingung bagaimana caranya memasukkan kenyataan dalam mimpinya kemudian merubah mimpinya secara berlawanan.

Hmmm.  Mungkin suatu saat dia akan menemukan cara.  Malam ini, biarlah dia mimpi sembarangan saja.  Toh di kenyataan dia bisa merubahnya menjadi bahagia.

Dia mulai memejamkan mata. 

Mimpinya cukup menakutkan.  Dia serasa ada di sebuah lembah yang asing.  Tanahnya tandus tanpa tanaman.  Dalam mimpi dia kehausan.  Mencari-cari air kesana kemari tak bisa dia temukan.  Dia hanya menemukan sebuah rumah tua yang lapuk.  Rumah itu besar.  Sangat besar.  Bahkan bisa dibilang berukuran raksasa.

Dia memberanikan diri memasuki rumah.  Siapa tahu dia bisa menemukan air.  Tenggorokannya sudah mulai terbakar. 

Di dapur dia mendapatkan apa yang dia cari.  Dilihatnya ada sebuah teko berisi air.  Teko itu berukuran raksasa.  Dia mulai berpikir barangkali ini memang rumah seorang raksasa.  Semuanya serba raksasa.

Selesai minum dia mendengar suara menggelegar di luar.  Itu suara langkah kaki.  Tapi kaki yang besar.  Dia cepat-cepat menyembunyikan diri.  Dia merasa sangat ketakutan.  Benar ini dalam mimpi.  Tapi dia merasa seolah benar-benar nyata.

Dia harus segera terbangun!  Tapi bagaimana caranya?  Selama ini dia selalu menghabiskan mimpinya.

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun