Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dug Deng

10 Maret 2018   14:12 Diperbarui: 10 Maret 2018   14:13 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata semua orang bergerak mengikuti rasa keingintahuan sekaligus kekaguman.  Terlihat Bayuni bersimpuh di tanah sambil mengangkat tangan di depan dada.  Berdo'a. Perawan yang cacat dan berperawakan tidak menarik secara fisik ini berhasil mengusir mendung pergi dengan do'a-do'a yang dipanjatkan sepenuh hati.

Pak Sarjo hanya ternganga.  Dia tidak boleh lagi mengaku dug deng mulai sekarang.  Ada Penguasa Langit yang jauh lebih sakti di atas sana.  Tempat junjungan Bayuni sehari-harinya.  Di dalam setiap sholat, puasa dan mengajinya.

------

Bogor, 10 Maret 2018



Dug Deng; sakti mandraguna

Uba rampe; perlengkapan sesaji

Cemani; hitam legam

Misbar; gerimis bubar

Bala; musibah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun