Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Panggung Ronggeng Gentayangan

24 Oktober 2017   07:35 Diperbarui: 24 Oktober 2017   08:05 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ro, jangan macam-macam ya?  Kamu memang playboy yang sesungguhnya di kehidupan nyata.  Tapi jangan sampai kamu acting beneran saat menggoda Clara nanti.  Itu bisa saja kamu lakukan soalnya kamu agak gila Ro.."

Roger terkekeh.  Pemuda tengil dan begajulan namun berbakat seni peran ini membayangkan ide-ide liar di kepalanya.  Hmmmm, Clara.  Tidak secantik Gadis, tapi tubuhnya lebih molek!  Dia harus acting habis-habisan.  Acara ini harus sukses dengan totalitas para pemerannya.  Masalah senggol-senggol dan towel-towel itu tuntutan panggung.  Satria tidak bisa mencegahnya jika dia sudah berada di sana.

-------

Inilah saatnya.  Puncak acara pagelaran.  Pertunjukan Ronggeng Gentayangan!  Teriakan pemandu acara mengagetkan Satria.  Buru-buru pemuda ini memberi isyarat kepada semua teman-temannya di belakang panggung.  Semua mengiyakan isyarat Satria dengan wajah wajah tegang.  Maklumlah, ini pertunjukan serius pertama mereka memanggungkan cerita misteri yang melegenda.

Pertunjukan dimulai!  Layar besar digital yang melatar belakangi panggung adalah suasana malam di Desa Sukajaya.  Satria yang genius sengaja mengambil video itu saat melakukan survey.  Adegan demi adegan berjalan dengan mulus dan lancar.  Satria tersenyum menyaksikan semua temannya berusaha total dalam menjalankan peran masing-masing.  Apalagi setelah dilihatnya para penonton terkesima dan tidak ada yang beranjak dari tempatnya.

Adegan sampai pada puncaknya.  Inilah saat Ronggeng Lasmi diperkosa dan akhirnya dibunuh oleh juragan Broto.  Clara naik ke panggung dan menari-nari.  Gending rancak yang mengiringi membuat tarian itu makin lama makin memanas.  Satria melotot!  Clara mulai mencopoti semua pakaian luarnya!  Sekarang yang tersisa hanya kemben tipis di tubuhnya!

Ini gila!  Ah gadis itu memang liar! Satria membatin dengan gemas.  Apalagi setelah dilihatnya Roger yang memerankan juragan Broto ikut-ikutan liar.  Pemuda itu ikut menari-nari dengan ganas.  Seperti cerita jaman dulu ketika lelaki terpengaruh pada tarian ronggeng yang panas.

Satria menghela nafas panjang menenteramkan hatinya yang mendidih.  Dirabanya tas pinggang untuk mengambil bungkusan rokok.  Biarlah mereka dengan apa maunya.  Dia tak peduli lagi. 

Tangan Satria menyentuh bungkusan plastik kecil di tas pinggangnya.  Pemuda ini tertegun.  Ah kenapa aku tadi lupa menaburkan tanah makam ini sebelum pertunjukan dimulai?  Satria langsung saja berlari tergesa-gesa ke belakang panggung.  Dibukanya plastik kecil itu lalu ditebarkannya tanah yang diambilnya dari makam Ronggeng Lastri di sudut panggung.

--------

Satria terperanjat bukan main! Suara musik di panggung berubah aneh.  Mengalun pilu dan mengaduk perasaan begitu dalam.  Ini tidak ada dalam skenarionya!  Satria menoleh kepada Rio yang bertanggung jawab terhadap sound di belakang panggung.  Rio mengangkat bahu sambil menggeleng-gelengkan kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun