Silvi terus saja bersemangat bagaimana dia sangat berbahagia dan berjanji tidak akan lagi menoleh kepada cowok lain. Â Teman temannya percaya meski dengan agak sedikit keheranan. Â Cewek terpopuler ini seperti orang yang terhipnotis. Â Namun lalu maklum sepenuhnya. Â Cinta memang bisa merubah segalanya.
Gerombolan cewek cewek populer itu terus saja berbincang tak habis habis. Â Tentang apa saja. Â Mulai dari maybelline hingga kacamata dan boneka. Â Mereka semua memang sedang menghabiskan waktu untuk berbuka bersama. Â Kampus mereka mengadakan buka bersama dengan mengundang anak anak yatim di panti asuhan sekitar kampus.
---------
Acara berbuka bersama berjalan khidmat. Â Silvi, Febi dan teman temannya merasakan kesegaran luar biasa setelah berbuka. Â Kebetulan cuaca Jakarta sangat bersahabat. Â Mesjid kampus yang besar itu penuh dengan para mahasiswa dan anak anak yatim dan kaum duafa.
Acara dilanjutkan dengan sholat Isya dan taraweh bersama. Â Lalu bagi yang bersedia, akan melanjutkan dengan tadarus bersama hingga pukul sepuluh malam. Â Silvi dan teman temannya sengaja bertahan karena berniat untuk ikut sampai acara berakhir. Â Apa lagi kalau bukan menunggu hingga Fadil dan teman teman cowoknya pulang.
Begitu acara tadarus di gelar setelah taraweh. Â Silvi dan teman temannya dikejutkan dengan suara merdu mengalun dari pengeras suara mesjid. Suara yang begitu fasih, lancar dan menenangkan hati. Â Terjun dari menara mesjid mengaliri udara yang sekitar kampus. Â Menuju hati yang mendengarkan. Â Meluruh seluruh keangkuhan dunia ke dalam ngarai kelembutan.
Febi memejamkan mata. Â Suara itu sangat dikenalnya. Â Suara yang membuatnya jatuh cinta seketika. Â lalu sebersit khayal di pikirannya diusik oleh suara suara berisik para gadis di sebelah sebelahnya.
"Suara siapa sedahsyat itu?...ya ampuunnn." Mira mendesah kagum.
"Luar biasa. Â Aku belum pernah mendengarnya...Subhanallah!" Anggi menyebut nama Allah saking takjubnya.
"Aku jatuh cinta...." Ini suara Silvi terbata bata.
Febi menoleh kepada teman temannya dan berkata bangga tanpa disadarinya," itu suara Fadil. Â Dia seorang Tahfidz. Â Penghafal Alqur'an."