Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Lahir Batin Prolet; Mendapat Keadilan Tuhan

6 Mei 2017   18:37 Diperbarui: 6 Mei 2017   19:33 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Prolet terhenyak kaget.  Dia hanya mendengar kata terakhir dan suara palu diketok.  Untuk memastikan, dia melihat ke sekeliling.  Semua orang bertepuk tangan.  Riuh.  Gemuruh.

Prolet yakin sekarang.  Dia langsung jatuh berlutut.  Bersimpuh luruh.  Keadilan didapatkan sesuai doanya tadi malam kepada Yang Maha Adil!  Subhanallah!

Sambil menyalami semua yang hadir, Prolet berkaca kaca matanya.  Pengadilan belum bubar di negeri yang dicintainya ini.  Setiap saat, Tuhan bisa dengan mudah merubah ketajaman mata pisau keadilan sangat tumpul ke bawah, luar biasa tajam mengerikan ke atas.  Lewat orang orang berbaju hitam namun hatinya putih, bertoga hitam namun akhlaknya bersih, yang mewakili Tuhan, duduk paling tinggi dan paling depan di ruang pengadilan.

Jakarta, 6 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun