Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lilin Kecil Berpendar

20 November 2022   16:42 Diperbarui: 20 November 2022   17:01 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup bagai pelayaran, yang memerlukan bekal yang banyak...maka berbekalah demi mencapai kebahagiaanmu..." ceramah yang kudengar di radio mobilku yang disampaikan ustadz ternama di bumi ini, kunikmati disepanjang perjalanan.

Sembari membawa tas laptop berwarna biru, kututup pintu mobilku. Tidak berapa lama aku bergegas menuju ruang kerjaku. Aku dikenal sicuek dan tak pernah mau menggubris isu yang berkembang apalagi nimbrung bersama bu ibu yang kadang ngerumpi tentang masalah teman sekerja. Menurutku itu tidak bermutu dan membuang waktu percuma.

Sesampainya di ruangan aku memberi salam dan menyapa rekan-rekan yang kebetulan berpapasan lewat. Aku selalu melempar senyuman manisku sambil sesekali menanggapi gurauan temanku yang satu ini. Siapa lagi kalau bukan Keling, ia Keling kami memanggilnya. Ini bukan namanya sebenarnya, tapi nama guyon.

Keling karena kulitnya hitam kelat tetapi orangnya lucu dan suka humoris. Hanya dialah yang berhasil membuat aku tersenyum ketika aku sedang suntuk, entah pandai sekali dia membuat lelucon.

Namun, suatu hari kulihat wajahnya berubah 180 derajat, terlihat murung kayak mendung yang sebentar lagi hujan, begitu. Akupun aneh dan menggelitikku untuk menyapanya serta menanyakan apa kabarnya. Memang sudah seminggu ini aku tidak mendengar khbaar beritanya. Tidak pula aku hendak mencari tahu tentangnya. Bukan urusanku pula untuk mencari tahu tentangnya.

Aku mengurus diriku sendiri untung terurus, tidak memberatkan orang lain saja masih bersyukur. Kemandirian yang diajarkan sejak kecil membuat aku terbiasa hidup mandiri dan serba berkecukupan, akhirnya hanya memikirkan kusendiri.

Takdir hari ini berkata lain, aku memang selalu meluangkan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas di kantor sebelum ditinggal pulang. Kebiasaan ini sedari dahulu kala telah ada dalam diriku. Sendiri memang aku sendiri, meski kadang ada saja teman yang juga kebetulan belum pulang.

Namun aku tak peduli, tetap fokus pada pekerjaanku. Keling menyengajakan diri untuk tidak pulang dan ingin berbincang-bincang denganku. Ia pun meminta izin untuk dapat meluangkan waktu untuknya.

"Sebentar ya, aku menyelesaikan koreksianku. Besok ini sudah dikembalikan koreksiannya. Aataau kamu boleh bercerita, aku sambil ngoreksi sambil mendengarkan, supaya hemat waktu." Akupun menawarkan alternatif penyelesaian masalah.

"Alhamdulillah, aku bisa bercerita hari ini. Lama aku menahan masalah ini tapi tak kutemukan jalan keluarnya."

"Lanjut....." Kataku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun