Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ruang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

1 November 2021   19:26 Diperbarui: 17 Februari 2022   06:42 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setelah menyelesaikan kegiatan lokakarya perdana tepat tanggal 9 Oktober 2021, kami mengikuti acara pembukaan pendidikan guru penggerak untuk calon guru penggerak angkatan 4. Kegiatan tersebut secara serentak dibuka oleh Mas Nadiem sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Tepatnya tanggal 14 Oktober 2021, kami mengikuti pembukaan dan langsung dilanjutkan dengan menyelesaikan pre test paket Modul 1.

Inilah awal pergerakkan pendidikan guru penggerak yang akan selesai sampai sembilan bulan ke depan. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan lms, webinar, diskusi dan presentasi tugas secara online, seminar, lokakarya yag dilaksanakan secara offline. Suatu pelatihan yang mengkombinasikan daring dan tatap muka, sangat efektif bagi kami dalam menguasai konsep yang disajikan. Kami dibimbing dengan instruktur Ibu Lestia Primayanti, fasilitator yang setia menemani kami belajar adalah Bapak Teguh Apriyanto, Pengajar Praktik Ibu Ismayani.

Kegiatan yang kami alami ini mengasah kemampuan di bidang kepemimpinan pembelajaran, jati diri, mengasah keterampilan manajemen kelas dalam konsep pendidikan nasional sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara. Suatu keberuntungan dapat ikut belajar tentang ilmu baru yang kembali membumikan pendidikan rasa Indonesia.

Mengulang kembali sejarah pendidikan yang dikenalkan oleh Bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara, dikenal dengan semboyan Ingarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Lambang tut wuri handayani selalu hadir di setiap sudut sekolah atau kop surat sekolah. Melalui guru penggerak ini kami kembali menelusuri sejarah tentang pendidikan di masa lampau. Tentu ini sangat membantu kami dalam melengkapi pengetahuan yang selama ini masih rumpang. Ikut pendidikan guru penggerak sangatlah menguntungkan, otak kembali refresh.

Sebelum mempelajari modul 1.1 kami percaya bahwa murid adalah sebagai objek saja. Kelas masih konvensional, kendali masih dominan berada pada guru. Murid masih terlalu banyak stres dibebani dengan tugas-tugas yang mengejar target kurikulum. Pembelajaran menjadi kurang bermakna dan murid tertekan. Tuntutan kurikulum yang mengharuskan mengejar target ketuntasan minimal dengan banyaknya materi yang harus dikuasai tidak seimbang dengan waktu yang tersedia. Murid menjadi kurang termotivasi dalam belajar, bahkan ada yang tidak senang berada di kelas.

Sesuai dengan pemikiran KHD bahwa belajar itu membahagiakan dan menyenangkan, menghamba pada anak, dan sebagainya. Sebagian besar siswa belum memiliki kemandirian belajar maupun motivasi belajar di pelajaran matematika kelasku. serta belum menyadari bahwa kecakapan yang harus dimiliki pada abad 21 adalah sebuah keharusan untuk mampu bersaing di masa bonus demografi atau mendapatkan keselamatan hidup. 

Minggu pertama ini kami mulai belajar dengan mengikuti alur MERRDEKA belajar. Belajar yang dimulai dari diri sendiri, Elaborasi konsep,  hingga aksi nyata. Siklus belajar ini kami selesaikan selama dua minggu. Kami mencoba menguasai filosofi pemikiran KHD dari hasil   bacaan diperoleh bahwa inti dari pemikiran KHD adalah berpusat pada peserta didik, budi pekerti, kodrat alam dan kodrat zaman, tempat persemaian benih-benih kebudayaan, pendidikan yang berpihak pada siswa dan merdeka belajar dan mengajar menuntun anak, guru berperan sebagai pamong, ingarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tutwuri handayani, menghamba pada anak, serta manganut azas trikon (kontinuitas/tidak melupakan sejarah, konvergensi/memperkuat nilai kemanusaiaan, konsentris/menghargai keunikan dan keberagaman).

Hal ini tentu saja memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi kami, karena sudah beberapa fase belajar yang dilalui, seperti saya sudah membaca, membuat video, meerfleksi diri, mengomentari pekerjaan teman satu kelompok yang membahas konsep filosofi KHD. Kegiatan seperti ini menambah melekatnya ilmu yang kami pelajari. berikut ini contoh model penugasan yang berhasil kami buat: Refleksi filosofi KHD ( https://youtu.be/CZ_IJPIrsiQ), Presentasi tugas Desain kerangka pembelajaran sesuai pemikiran KHD (https://youtu.be/BVxIPHp8d4I), Demonstrasi kontekstual (https://bit.ly/3milma), semoga dapat menginspirasi pembaca budiman.

Namun, karena baru mempelajari modul 1.1, kami masih belum mampu mendesain pembelajaran sesuai pemikiran filosofi KHD.  Mengenai permasalahan ini, saya akan mencari cara agar dapat menguasainya. Saya akan melakukan kegiatan membaca literatur, bertanya dan diskusi dengan teman CGP baik satu kelompok maupun kelompok lain. Serta menyimak paparan instruktur dan fasilitator terkait pemikiran KHD. Kemudian mencoba mempraktikkannya di dalam kelas secara perlahan-lahan.

Alhamdulillah perjalanan pendidikan guru penggerak angkatan 4 telah memasuki minggu kedua. Saya Milma Yasmi peserta CGP dari Kabupaten Seluma, mengalami sesuatu yang luar biasa. Saya memperoleh banyak ilmu baru yang saling terkoneksi dengan ilmu yang saya peroleh di masa sebelumnya. Kegiatan ini melengkapi kekurangan-kekurangan dalam diri saya sendiri. Bekal menjadi guru, terus-menerus diperbaharui agar melejitkan potensi diri menjadi lebih berkualitas. Mengikuti setiap sesi dari pendidikan guru penggerak menjadikan kami termotivasi untuk terus bangkit. Kami akan mengikuti arahan yang diberikan modul 1.1, baik dari fasilitator, instruktur, pendamping praktik, maupun rekan sejawat.

Pada proses pembelajaran minggu ini saya hampir tidak mengalami kendala. Hanya karena tugas yang kebetulan menumpuk di bulan ini membuat saya kesulitan mengatur jadwal untuk membuat tugas yang harus diselesaikan dan dikumpulkan tepat waktu. Alhamdulillah dengan berkolaborasi bersama CGP yang lain kami saling menguatkan dan akhirnya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Kendala yang terkadang tidak bisa dihindari juga terkait jaringan internet yang lambat atau gangguan di Kabupaten Seluma. Pengisian paket internet di data HP menjadi solusi bagi kami, artinya tidak terlalu mengandalkan jaringan wifi yang tersedia di rumah maupun sekolah. Semoga tidak terlalu sering megalami kendala jaringan internet ini.

Bersyukur dapat tergabung di komunitas guru penggerak. Kami mendapat ilmu tentang filosofi pemikiran KHD untuk pendidikan.  Minggu ini tepat hari senin tanggal 25 Oktober 2021 kegiatan diawali dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang mendesain kerangka pembelajaran yang sesuai dengan filosofi pemikiran KHD. Kegiatan ini semakin menambah pemahaman kami terkait pemikiran KHD. Kami mempresentasikan dengan berbagi tugas, dimaksudkan agar memupuk rasa bergotong-royong dan bekerja sama. Sumbangsih semua tim menambah serunya kegiatan presentasi. Saya sendiri diminta menjadi ketua tim kelompok B.1, memulai membuka kegiatan presentasi, membagi tugas teman sekelompok, dan menutupnya. Sesi tanya jawab dari kelompok B.2 dan pemberian umpan balik dari fasilitator menguatkan pemahaman kami terkait filosofi pemikiran KHD.

Desain pembelajaran terkait pemikiran KHD yang berhasil kami rumuskan yaitu Budi Pekerti. Jika dikaitkan dengan profil pelajar pancasila termasuk pada ciri beriman, bertakwa kepada TYME, dan Berakhlak mulia. Keterkaitannya dengan budaya daerah Kabupaten Seluma yaitu:

"Bahwa anak-anak secara umum dididik oleh alam secara langsung karena di Seluma masih memiliki lahan yang luas, mata pencaharian dominan adalah pertanian dan perkebunan. Anak-anak terbiasa mendapatkan pemenuhan kebutuhan makan minumnya secara idental dari alam, misalnya ketika mereka lapar, mereka akan mengambil buah atau tanaman orang lain tanpa permisi, dan mereka tidak menyadari bahwa perbuatan yang tidak benar."

Kami mendiskusikannya di hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2021 di SDN 16 Seluma, tempat sekolahnya Ibu Roli dan Ibu Tri yang merupakan anggota kelompok 1. Hasil diskusi diperoleh rangkaian desain pembelajaran yang akan diterapkan di kelas, yaitu dengan mengajak anak berdoa, mengajak anak menjaga dan mensyukuri apa yang ada di kelas, memintak anak membacakan kitab suci terkait pembelajaran atau tentang hak milik, adab sopan-santun, memotivasi anak untuk memahami hak milik orang lain, memotivasi anak untuk semangat belajar meraih impian masa depan yaitu bahagia dunia akherat. Hasil dari penerapan ini dapat diukur dengan jurnal pada saat pembelajaran berlangsung, atau bentuk refleksi diri. Budi pekerti sangat perlu ditanamkan kepada siswa, karena pendidikan di sekolah merupakan tempat bersemainya benih-benih kebudayaan. Semoga lahirlah generasi hebat berkualitas di mata Tuhan, maupun dunia.

Kegiatan pembelajaran menggunakan metode MERRDEKA belajar, menurut saya sangat bagus. Hal ini mengikat ilmu yang holisitk, benar-benar mengepung dari segala penjuru. Maksudnya, metode MERRDEKA ini memberikan kesempatan belajar bukan hanya diingat dalam short term memory melainkan masuk ke long terms memory karena penugasannya yang memberikan pengalaman belajar seutuhnya. Lebih keren lagi, memupuk soft skill kami sebagai ujung tombak utama di sekolah untuk langsung bersentuhan dengan murid di kelas. Alur belajar yang dimulai dengan kegiatan literasi, merencanakan, diskusi, presentasi, memperbaiki diri, mendesain pembelajaran, membuat projek terkait pemikiran KHD.

Tepat hari Jum'at tanggal 28 Oktober 2021 Saya bersemangat sekali mengikuti sesi webinar Nasional PGP Angkatan 4 Memaknai Filosofi Pendidikan KHD, yang diselenggrakan secara daring bersama LP2KS dan P4TK secara Nasional. Kegiatan ini merupakan tahap elaborasi modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional. Sesi Pleno ini dibuka langsung oleh Bapak Dr. Kasiman sebagai koordinator Pokja PGP. Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Simon sebagai moderator, dan pemateri Bapak Priyo Adiyakso. Pengalaman langsung yang disampaikan oleh Ki Priyo, menambah bernasnya materi yang beliau sampaikan.

Beliau menceritakan bagaimana proses pemikiran KHD muncul. Mulai dari menemukan ide sistem among, harus menghamba pada anak dan tidak mengharapkan apapun, karena kejadian KHD yang secara tidak sengaja menelantarkan Anaknya Asti karena kesibukan yang menuntut diselesaikan saat itu. Keadaan KHD ketika diasingkan di Belanda, mengalami keterpurukan ekonomi karena subsidi yang diberikan pemerintah tidak untuk semua keluarga. Hal ini mengerakkan KHD untuk berjuang dan sampai dihargai di Negara Eropa. Buah dari kegigihan yang beliau peroleh dari belajar di Negeri Belanda.

Pencapaian yang luar biasa, pandai menulis, membuat karya nyata, sungguh sangat berkualitas. Dapat dibayangkan kesibukkan KHD saat itu, kejar target dan tayang diberbagai tempat. Semua itu membutuhkan konsentrasi tinggi dan ketepatan dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan. Beliau sangat bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya.

Fokus dengan tuntutan pekerjaan yang mendesak menyebabkan beliau mengabaikan anaknya sendiri. Asti kedinginan di luar karena saat itu musim salju. Ia, Asti saat itu diletakkan diluar karena KHD merasa terganggu dengan rengekkannya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, beliau barulah teringat anaknya yang tadi letakkan di luar. Benar saja, Asti kedinginan sampai membiru dan masuk rumah sakit. Pihak rumah sakit memarahi KHD karena teledor dengan anaknya sendiri. Sejak saat itu, KHD berjanji bahwa akan memuliakan anaknya selamanya. Disampaikan pula bahwa Asti meninggal pada umur yang cukup panjang yaitu 99 tahun. Asti mendapat giliran terakhir menghadap Sang Khalik diantara keluarganya.

Kesibukkan KHD karena himpitan ekonomi membawa berkah, kerja sana-sini demi mencukupi kebutuhan hidup saat itu. Sehingga pada suatu ketika munculah ide bahwa dengan sosial budaya  akan membentuk dasar karakter. Hal ini terinspirasi dengan suara sastro gendeng, suara Sang Khaliq, suara hati nurani. KHD mengungkap bahwa bakat dan minat anak itu sudah kodrat dari Allah swt, dikenal dengan kodrat alam. Artinya waktu manusai lahir sudah membawa bakat masing-masing, bukan tabularasa.

KHD sangat anti dngan faham tabularasa. Kodrat alam maupun kodrat zaman sangat penting ditekankan oleh beliau. Guru berperan menuntun anak dalam proses mengembangkan bakat terpendam yang sudah di bawa sejak lahir.  Peran guru sebagai fasilitator, dengan kata lain dikenal dengan istilah sistem among. Anak dididik sesuai zamannya. Guru harus terus mengikuti perkembangan zaman, terus belajar agar bisa diterima siswa di zamannya. Pendidikan itu tidak boleh statis, haruslah dinamis.

Pendidikan yang disampaikan KHD melalui taman siswa berasaskan kekeluargaan. Pendidikan itu merupakan proses budaya. Pendidikan yang mengajak anak berkarakter, bukan hanya menekankan pada kognitif saja. Namun, secara holistik menyentuh psikomotorik dan  afektif horizontal maupun vertikal. Selain itu, ada hal yang sangat penting lagi bahwa pendidikan itu sejatinya memuliakan anak. Hal ini akan menjadi wasilah lahir generasi yang bahagia dan bijaksana. Kualitas generasi mendatang dapat digambarkan dengan profil pelajar pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada TYME dan berkhllak mulia, mandiri, gotong-royong, bernalar kritis, kreatif, serta berkebinekaan global.

Kualitas generasi mendatang memang harus dipikrikan sekarang, pendidikan sekarang merupakan proyeksi generasi 15 atau 20 tahun yang akan datang. Bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada tahun 2030 an, dipandang sangat perlu menyiapkan generasi yang mampu bersaing pada masa itu. Indonesia yang memiliki potensi alam yang luar biasa, sudah sharusnya menghasilkan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing. Saya yakin dengan pergerakkan yang dimulai sejak dirombaknya kurikulum pada tahun 2013 akan menghasilkan anak-anak Indonesia yang disebut dengan generasi emas.

Setelah sesi pleno selesai, kami memasuki room  meeting masing-masing sesuai jenjang pendidikan. Saya ikut jenjang SMA, kelas kami diasuh oleh Bapak Budi Santosa yang merupakan fasilitator sanggar anak alam Yogyakarta (SALAM). Beliau menyampaikan bahwa Elaborasi pemahaman modul 1.1 diawali dengan menuntun siswa menuju kodrat baiknya, merdeka, beriman, pendidikan berpihak pada anak bukan tabularasa. Anak digali potensi dirinya hingga menemukan apa dan bagaimana kompetensi yang akan dikuasai anak. Artinya Kompetensi Dasar yang akan dicapai, muncul dari anak itu sendiri, inilah yang dikatakan memfasiltiasi anak sesuai minat bakatnya. Anak dididik sesuai dengan passion dan budaya masing-masing. Guru berperan mendampingi dan mendorong anak untuk dapat belajar dimasanya, dimana saja, dengan siapa saja, dan kapan saja. Akhirnya akan muncul anak yang memiliki kemandirian dalam belajar, Anak akan berkembang kreatifitasnya, bukan hanya sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subjek, serta semakin percaya diri.

Hal ini tentu menambah pengalaman yang sangat berarti bagi kami. Dengan belajar seperti ini ilmu yang didapat lebih melekat. Karena formula berbagai gaya belajar mulai dari diri sendiri hingga aksi nyata. Gaya belajar visual, audio, serta kinestetik terwakili semua dalam kegiatan ini. Saya termasuk gaya belajar VAK yang ketiga unsur tersebut harus ditempuh. Hal ini diketahui saat kami pelatihan di P4TK Bisbar tahun 2008. Saya akan bisa memahami suatu ilmu jika saya menggali sendiri, mendengar dari fasilitator, berdiskusi dengan teman sejawat, serta mempraktikkannya langsung. Dengan manganut MERRDEKA belajar menjadikan kami memahami isi modul 1.1.  Dimana Modul ini menjadi modul kunci untuk sukses menakhlukkan modul selanjutnya, Aaamiin 3x.

Ilmu yang didapat ini tentu akan diterapkan di dalam kelas. Menjadi guru itu menuntun bukan menuntut, sistem among, mendampingi tumbuh kembang anak yang sesuai kodratnya, berpusat pada murid, belajar yang menyenangkan, bahagia tercipta di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Akhirnya akan lahir anak-anak yang mau belajar secara mandiri dan kreatif. Inilah yang akan saya lakukan di dalam kelas setelah mempelajari modul 1.1.

Suatu model pembelajaran yang kami mulai desain yaitu akan mengadopsi alur MERRDEKA belajar, yang kami namai Penerapan Pembelajaran Alur Liberty. Alur pembelajaran Liberty merupakan singkatan dari Literasi, Berkolaborasi (Diskusi dengan Gembira), Rekreasi dan Relaksasi, Tampil presentasi, Yes rayakan kemenangan. Pada tahap literasi kami memberikan tugas portofolio sebagai bukti anak telah melaksanakan kegiatan litreasi di rumah, dan di sekolah guru menyediakan waktu lima menit berarti untuk membaca ulang, baik itu buku pelajaran atau komik pembelajaran yang disediakan guru terkait materi yang akan dibahas. Kemudian guru memberikan penjelasan pada pertanyaan yang diberikan anak dari hasil literasi.

Kegiatan selanjutnya guru mengajak siswa untuk berdiskusi dengan diberikan bantuan LKS sebagai panduan belajar, Diskusi dengan gembira, anak bebas menyiapkan hasil diskusi, boleh dibuat gambar, peta pikiran atau tampilan presentasi menggunakan laptop, jika mungkin disenangi gunakan musik disini. Tahap berikutnya memasuki fase rekreasi dan relaksasi, anak mengunjungi hasil pekerjaan teman kelompok lain dan bertanya serta memberi tanggapan positif terkait hasil kerja temannya. Anak bebas mengekspresikan dirinya dan tertawa gembira bersama teman. Senyum tujuh detik saja membuat hormon bahagia, apakah lagi kalau lebih.

Tahap selanjutnya Tampil, ada satu kelompok yang dipilih secara acak melalui undian menampilkan hasil diskusinya setelah mendapat masukan dan tanggpan dari kelompok lain. Dan yang terakhir yaitu Yes, rayakan kemenangan, anak diberikan waktu untuk mengekpresikan tentang kemenangan yang diraih hari itu. Ini mungkin yang dapat kami sarikan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam penerapannya di dalam kelas, intinya pembelajaran yang menyenangkan dan gembira penuh kasih sayang.

Pemenuhan kebutuhan manusia paling mendasar menurut teori motivasi maslow setelah makan minum, manusia butuh keamanan dan cinta. Kebutuhan ini terpenuhi akan lahir anak yang dapat menghargai, serta kebutuhan sosial lainnya. Sehingga, menurut KHD generasi sesuai profil pelajar pancasila adalah generasi emas yang bijaksana dan beradab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun