Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ruang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

1 November 2021   19:26 Diperbarui: 17 Februari 2022   06:42 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bersyukur dapat tergabung di komunitas guru penggerak. Kami mendapat ilmu tentang filosofi pemikiran KHD untuk pendidikan.  Minggu ini tepat hari senin tanggal 25 Oktober 2021 kegiatan diawali dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang mendesain kerangka pembelajaran yang sesuai dengan filosofi pemikiran KHD. Kegiatan ini semakin menambah pemahaman kami terkait pemikiran KHD. Kami mempresentasikan dengan berbagi tugas, dimaksudkan agar memupuk rasa bergotong-royong dan bekerja sama. Sumbangsih semua tim menambah serunya kegiatan presentasi. Saya sendiri diminta menjadi ketua tim kelompok B.1, memulai membuka kegiatan presentasi, membagi tugas teman sekelompok, dan menutupnya. Sesi tanya jawab dari kelompok B.2 dan pemberian umpan balik dari fasilitator menguatkan pemahaman kami terkait filosofi pemikiran KHD.

Desain pembelajaran terkait pemikiran KHD yang berhasil kami rumuskan yaitu Budi Pekerti. Jika dikaitkan dengan profil pelajar pancasila termasuk pada ciri beriman, bertakwa kepada TYME, dan Berakhlak mulia. Keterkaitannya dengan budaya daerah Kabupaten Seluma yaitu:

"Bahwa anak-anak secara umum dididik oleh alam secara langsung karena di Seluma masih memiliki lahan yang luas, mata pencaharian dominan adalah pertanian dan perkebunan. Anak-anak terbiasa mendapatkan pemenuhan kebutuhan makan minumnya secara idental dari alam, misalnya ketika mereka lapar, mereka akan mengambil buah atau tanaman orang lain tanpa permisi, dan mereka tidak menyadari bahwa perbuatan yang tidak benar."

Kami mendiskusikannya di hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2021 di SDN 16 Seluma, tempat sekolahnya Ibu Roli dan Ibu Tri yang merupakan anggota kelompok 1. Hasil diskusi diperoleh rangkaian desain pembelajaran yang akan diterapkan di kelas, yaitu dengan mengajak anak berdoa, mengajak anak menjaga dan mensyukuri apa yang ada di kelas, memintak anak membacakan kitab suci terkait pembelajaran atau tentang hak milik, adab sopan-santun, memotivasi anak untuk memahami hak milik orang lain, memotivasi anak untuk semangat belajar meraih impian masa depan yaitu bahagia dunia akherat. Hasil dari penerapan ini dapat diukur dengan jurnal pada saat pembelajaran berlangsung, atau bentuk refleksi diri. Budi pekerti sangat perlu ditanamkan kepada siswa, karena pendidikan di sekolah merupakan tempat bersemainya benih-benih kebudayaan. Semoga lahirlah generasi hebat berkualitas di mata Tuhan, maupun dunia.

Kegiatan pembelajaran menggunakan metode MERRDEKA belajar, menurut saya sangat bagus. Hal ini mengikat ilmu yang holisitk, benar-benar mengepung dari segala penjuru. Maksudnya, metode MERRDEKA ini memberikan kesempatan belajar bukan hanya diingat dalam short term memory melainkan masuk ke long terms memory karena penugasannya yang memberikan pengalaman belajar seutuhnya. Lebih keren lagi, memupuk soft skill kami sebagai ujung tombak utama di sekolah untuk langsung bersentuhan dengan murid di kelas. Alur belajar yang dimulai dengan kegiatan literasi, merencanakan, diskusi, presentasi, memperbaiki diri, mendesain pembelajaran, membuat projek terkait pemikiran KHD.

Tepat hari Jum'at tanggal 28 Oktober 2021 Saya bersemangat sekali mengikuti sesi webinar Nasional PGP Angkatan 4 Memaknai Filosofi Pendidikan KHD, yang diselenggrakan secara daring bersama LP2KS dan P4TK secara Nasional. Kegiatan ini merupakan tahap elaborasi modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional. Sesi Pleno ini dibuka langsung oleh Bapak Dr. Kasiman sebagai koordinator Pokja PGP. Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Simon sebagai moderator, dan pemateri Bapak Priyo Adiyakso. Pengalaman langsung yang disampaikan oleh Ki Priyo, menambah bernasnya materi yang beliau sampaikan.

Beliau menceritakan bagaimana proses pemikiran KHD muncul. Mulai dari menemukan ide sistem among, harus menghamba pada anak dan tidak mengharapkan apapun, karena kejadian KHD yang secara tidak sengaja menelantarkan Anaknya Asti karena kesibukan yang menuntut diselesaikan saat itu. Keadaan KHD ketika diasingkan di Belanda, mengalami keterpurukan ekonomi karena subsidi yang diberikan pemerintah tidak untuk semua keluarga. Hal ini mengerakkan KHD untuk berjuang dan sampai dihargai di Negara Eropa. Buah dari kegigihan yang beliau peroleh dari belajar di Negeri Belanda.

Pencapaian yang luar biasa, pandai menulis, membuat karya nyata, sungguh sangat berkualitas. Dapat dibayangkan kesibukkan KHD saat itu, kejar target dan tayang diberbagai tempat. Semua itu membutuhkan konsentrasi tinggi dan ketepatan dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan. Beliau sangat bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya.

Fokus dengan tuntutan pekerjaan yang mendesak menyebabkan beliau mengabaikan anaknya sendiri. Asti kedinginan di luar karena saat itu musim salju. Ia, Asti saat itu diletakkan diluar karena KHD merasa terganggu dengan rengekkannya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, beliau barulah teringat anaknya yang tadi letakkan di luar. Benar saja, Asti kedinginan sampai membiru dan masuk rumah sakit. Pihak rumah sakit memarahi KHD karena teledor dengan anaknya sendiri. Sejak saat itu, KHD berjanji bahwa akan memuliakan anaknya selamanya. Disampaikan pula bahwa Asti meninggal pada umur yang cukup panjang yaitu 99 tahun. Asti mendapat giliran terakhir menghadap Sang Khalik diantara keluarganya.

Kesibukkan KHD karena himpitan ekonomi membawa berkah, kerja sana-sini demi mencukupi kebutuhan hidup saat itu. Sehingga pada suatu ketika munculah ide bahwa dengan sosial budaya  akan membentuk dasar karakter. Hal ini terinspirasi dengan suara sastro gendeng, suara Sang Khaliq, suara hati nurani. KHD mengungkap bahwa bakat dan minat anak itu sudah kodrat dari Allah swt, dikenal dengan kodrat alam. Artinya waktu manusai lahir sudah membawa bakat masing-masing, bukan tabularasa.

KHD sangat anti dngan faham tabularasa. Kodrat alam maupun kodrat zaman sangat penting ditekankan oleh beliau. Guru berperan menuntun anak dalam proses mengembangkan bakat terpendam yang sudah di bawa sejak lahir.  Peran guru sebagai fasilitator, dengan kata lain dikenal dengan istilah sistem among. Anak dididik sesuai zamannya. Guru harus terus mengikuti perkembangan zaman, terus belajar agar bisa diterima siswa di zamannya. Pendidikan itu tidak boleh statis, haruslah dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun