Â
Ketika tarian ini mulai menyebar, orang-orang kulit putih yang merasa ketakutan percaya bahwa itu merupakan awal dari pemberontakan bersenjata. Sehingga pemerintah mengeluarkan larangan tarian itu dan mengerahkan pasukan bersenjata menuju Dakota, pemukiman orang lakota (suku Indian) di tepi Wounded Knee.
Â
Melihat kedatangan dan tindakan Angkatan Darat AS yang mengepung permukiman Lakota, seorang dukun Lakota justru melakukan Tarian Hantu untuk membendung penyerbuan koloni kulit putih.
Â
Pada saat tentara berusaha merebut senjata dari orang Lakota tersebut tiba-tiba terdengar tembakan yang tidak jelas asalnya dan pihak mana yang memulainya, dalam hitungan detik tentara Amerika menyapu bersih semua suku Indian yang ada di hadapanya. Tidak pandang bulu mereka membantai wanita dan anak-anak. Hingga sedikitnya 150-300 orang tewas bersama 25 tentara Amerika.[4]
Â
- Peristiwa Pembantaian Suku Aborigin
Â
Suku Aborigin merupakan suku pribumi yang menghuni Australia sebelum kedatangan Inggris. Kehadiran Inggris di tanah Australia sedikit banyak memberikan memori dan luka yang mendalam bagi suku Aborigin. Karena Inggris melakukan pembantaian selama 120 Tahun.
Â
Tak lain diawali oleh keserakaha akan sumber daya alam yang ada di Australia, emas yang ditemukan pada 1851 mendorong kedatangan Inggris untuk merampas tanah di Australia, inilah yang menjadi penyebab konflik berdarah.