Mohon tunggu...
Daindo Milla
Daindo Milla Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Doktoral di Universitas Pendidikan Ghanesa

Saya Seorang dosen di Universitas Katolik Weetebula dan saat ini sedang mengambil S3 di Universitas Pendidikan Ghanesa Bali.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengelolah Kelas dengan Hati, Seni Menjadi Dosen Inspiratif

26 November 2024   06:03 Diperbarui: 27 November 2024   11:47 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu, saya suka cara Ibu bercerita. Tapi kadang saya merasa takut bertanya karena khawatir jawabannya salah."

Kalimat itu membuat saya merenung. Saya pun menyadari pentingnya menciptakan suasana kelas yang aman, di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berbicara tanpa takut dihakimi. 

Setelah itu, saya mulai mengapresiasi setiap pertanyaan dan jawaban, sekalipun tidak selalu tepat. "Tidak ada jawaban salah di kelas ini," saya katakan. "Hanya ada jawaban yang bisa kita pelajari bersama."

Membangun Hubungan yang Tulus

Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan saya sebagai dosen adalah ketika seorang mahasiswa datang ke ruang kerja saya. Dengan ragu, ia berkata, "Bu, saya butuh bantuan. Saya kesulitan memahami materi, tapi juga takut terlihat bodoh kalau bertanya di kelas."

Percakapan itu berlangsung lama, diakhiri dengan senyum lega dari mahasiswa tersebut. Tidak lama setelah itu, ia mulai lebih aktif di kelas, bahkan menjadi salah satu yang paling sering bertanya.

Dari situ, saya belajar bahwa mahasiswa tidak hanya membutuhkan dosen yang mengajar, tetapi juga yang mendengarkan dan mendukung mereka.

Refleksi: Inspirasi di Tengah Tantangan

Menjadi dosen inspiratif adalah seni yang membutuhkan keseimbangan antara memberikan pengetahuan dan menyentuh hati mahasiswa.

Ini tentang bagaimana kita membawa mereka melampaui teori, mendorong mereka untuk berpikir kritis, dan yang terpenting, membuat mereka merasa dihargai sebagai individu.

Ketika kelas terakhir di semester itu selesai, seorang mahasiswa mendekati saya dan berkata, "Bu, terima kasih. Kelas Ibu membuat saya tidak hanya belajar tentang biologi, tetapi juga tentang keberanian dan bagaimana berpikir lebih luas."

Ucapan itu adalah pengingat bahwa peran dosen jauh melampaui sekadar mendidik. Di setiap tatapan penuh harapan mahasiswa, ada peluang bagi kita untuk meninggalkan jejak yang berarti. Karena mengelola kelas dengan hati adalah tentang membangun masa depan, satu jiwa pada satu waktu.

Semoga cerita ini dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik di manapun, terutama dosen, untuk terus membangun hubungan yang tulus dan menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun