Mohon tunggu...
Milah misriah
Milah misriah Mohon Tunggu... Lainnya - Ingin jadi penulis

Menulis adalah hobi ku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Leasing Bodong

3 Februari 2023   13:48 Diperbarui: 3 Februari 2023   13:53 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menarik pedal gas motorku dengan cukup kuat agar orang-orang di belakangku tidak bisa mengejar."woy berhenti" dari hak seorang laki-laki yang bertubuh kekar. Tanpa menghiraukannya aku terus melaju dengan cukup kencang.

"Prrrraaaakk" tiba-tiba motor yang aku lajukan ini menabrak sebuah pagar rumah Seorang warga. Dan akhirnya kedua pria yang sedari tadi mengejarku bisa mendapatkanku karena aku harus berhenti setelah menabrak pagar rumah itu.

 

" kamu disuruh berhenti malah terus ngebut" ucap salah satu laki-laki itu sambil turun dari motornya dan berjalan mendekatiku.

Aku mencoba untuk tetap tenang sambil menarik-menarik ban motor yang nyangkut di antara pagar, salah satu dari mereka mencoba membantuku dengan menarik bagian belakang motor.

Setelah kami berdua berhasil menarik ban motor yang tersangkut di pagar laki-laki itu pun menarik tanganku dan menyuruhku untuk turun dari motor.

" Ada apa Bang Salah saya apa?" Tanya aku dengan penuh rasa was-was,Jalanan yang aku lewati ini cukup sepi menambah ketakutanku.

"Motor kamu bermasalah" ucapkan laki-

laki tersebut sambil turun dari motornya

Apa masalah nya?" Tanyaku heran

" kamu udah 3 bulan nggak Setor motor kamu ini digadaikan!" Cap laki-laki yang sedang melihat-lihat motorku

Rasa heran ku semakin bertambah selama ini aku tidak pernah merasa menggadaikan motor, sesaat aku diam karena bingung pikiranku tiba-tiba saja ngeblank setelah seseorang dari mereka menepuk-nepuk pundak ku. Tapi aku berusaha untuk tetap tenang dan mencoba menetralisir semuanya.

"mana STNK nya Saya mau lihat!" Cinta seorang laki-laki yang terus saja menepuk-nepuk pundakku.

Kapal aku semakin pusing rasanya, pikiran ku pun tidak karuan lagi, apa yang mereka katakan otakku mulai tidak bisa lagi mencerna.

"Ayo mana STNK-nya Saya mau lihat!"

Pinta laki-laki itu dengan sedikit memaksa

" Nggak ada Bang, STNK-nya di rumah!"

Ucapku sambil memijat- mijat kening.

" masa STNK ditaruh di rumah kalau kamu kenal razia polisi gimana? Habis kamu nggak ada STNK. Kamu bohong kan Pasti kamu bawa STNK-nya." Bentak laki-laki itu

Mereka pun memaksa agar aku mengeluarkan dompet tapi tidak aku lakukan, lalu mereka menggeledah ku dan mengambil paksa dompet di dalam kantong Celanaku. Setelah dompetku ia dapatkan ia langsung membukanya, namun di dalam dompet itu tidak terdapat STNK, karena STNK nya saya taruh di dashboard motor.

" nggak ada kan bang,? Kan aku udah bilang kalau STNK-nya ada di rumah abang sih nggak percaya" ucapku sambil merebut kembali dompet yang ada di tangan mereka.

" Ya sudah sekarang kamu ikut kami ke kantor" pinta laki-laki itu

Sejenak aku berpikir mencoba mencerna ucapan laki-laki itu, mana ada kantor yang buka di jam 05.00 sore seperti ini, lagi pula ini hari Minggu juga.

Malah bengong,ayo ikut ke kantor" ucap laki-laki itu sambil menarik tanganku dan mengajakku menaiki motornya.

" Maaf Bang saya nggak mau" jawabku dengan mencoba menolak dan menjauh dari mereka.

" motor kamu ini bermasalah jadi kamu harus ke kantor bersama kami" ucap tegas laki-laki itu.

" Bagaimana kalau kita selesaikan di rumah saja bang?" Aku mencoba memberi saran kepada mereka.

" Ke kantor saja biar jelas semuanya!"

Laki-laki itu menolak dan memaksa agar aku ikut bersama mereka ke kantor.

" Abang tahu dari mana Kalau motor saya ini bermasalah, apa abang punya bukti?"

Tanyaku yang sudah mulai menyadari bahwa mereka tidak memperlihatkan Surat tugas dan  juga ID mereka.

 "ada ini Surat tugas kami"

Ucap laki-laki itu sambil merogoh saku  jaketnya dia mengeluarkan selembar kertas berwarna putih dengan stempel dan juga nama PT tempat mereka bekerja, tertulis di dalam surat itu hanya ada tulisan nama pemilik, nomor NIK KTP, dan juga status keberkerjaan nya,tidak ada kejelasan yang pasti bawa itu adalah surat Sita.

Saat aku melihat kertas itu pikiranku kembali mulai tidak fokus, mungkin di dalam kertas itu telah terdapat hipnotis.

" gimana percayakan?" Tanya laki-laki itu.

Aku tidak mengiyakan perkataannya aku terus berusaha untuk mencerna apa yang aku lihat saat ini.

" sudah, Sekarang ikut kami ke kantor" mintanya dengan paksaan

" gak bang, kita ke rumah dulu aja ngambil STNK, nanti baru ke kantor"  aku mencoba memberikan saran kembali dan kali ini saranku diterima oleh mereka.

 "Ya sudah, kalau begitu kami ikut ke rumah mu"Ucapnya setuju

Aku pun menaiki motorku, tapi salah satu dari mereka pun ikut menaiki motorku, mungkin mereka takut jika aku kabur.

Aku menyalahkan motorku dengan menstaternya aku juga melajukan motor dengan perlahan karena takut celaka, kepalaku ini rasanya sangat berat aku terus mencoba menahan rasa pusing di kepalaku ini.

              *******

Setibanya di depan rumah aku pun langsung memarkirkan motorku dan mengajak mereka masuk, tetapi mereka tidak mau masuk.

" Ayo Bang masuk, dulu kita ngopi dulu aja" ajakku kepada mereka

" nggak usah, Ayo cepetan ambil STNK-nya dan kita langsung pergi ke kantor" ucap laki-laki yang dibonceng ku.

" nanti dulu lah Bang, ini motor punya adik saya jadi stnk-nya dia yang simpan, Saya tidak tahu dia taruh di mana, dia juga sedang tidak ada di rumah" aku berbohong kepada mereka mencoba mengulur waktu.

" banyak alasan kamu" ucap laki-laki itu sambil mengangkat kerah kaosku.

"Eeeiiittttsss, sabar dong bang!" Aku mengangkat kedua tanganku seperti orang pasrah.

Tak lama temannya pun datang dan mencoba menahan laki-laki itu agar tidak bertindak gegabah.

" sekarang kamu cari stnk-nya atau nggak usah bawa juga nggak papa kita pergi sekarang ke kantor" laki-laki itu mendesak ku agar ikut pergi ke kantor bersama mereka, entah kantor yang di mana dan kantor apa yang mereka maksud.

" Oke Bang aku cari dulu stnk-nya" ucapku mencoba mengulur waktu lebih lama lagi.

Aku pun masuk ke dalam rumah dan mengirimkan pesan kepada teman-temanku agar mereka datang ke rumah, karena di rumahku ada dua laki-laki yang saat ini sedang mengincar motorku.

5 menit kemudian terdengar suara motor berhenti tak jauh dari rumahku, 6 orang temanku telah datang.

 aku pun keluar menemui dua laki laki itu, karena teman teman ku telah tiba di lokasi.

" Maaf Bang Ini kan udah sore, gimana kalau besok aja ke kantornya!" Ucapku memberikan alasan kepada mereka.

Kedua laki-laki yang sedang duduk di atas motor itu langsung bangkit dari duduknya sambil melotot dan juga berjalan mendekatiku.

" kamu mau mempermainkan kami ya?"

Ucap laki-laki itu sambil menarik tanganku.

 aku pun menengok ke arah teman-temanku dan mereka Langsung menghampiri kami.

" Ada apa Bang?" Tanya teman-temanku yang sudah siap menyerang

" apa urusan kalian,? jangan ikut campur!" bentak laki-laki itu kepada teman-temanku

" Abang jangan nyolot gitu Kami cuma nanya, Lagian dia ini teman kami, Abang mau apakan teman kami ini?"

Tinggal temanku yang langsung menghampiri kami sambil mengepalkan tangannya.

" Abang  begal ya?" Tuduh salah satu temanku

" jangan asal nuduh kamu" bentak laki-laki itu

"Ya sudah kalau bukan mau maling sekarang Abang pergi jangan paksa-paksa teman kami ini untuk ikut dengan Abang, Kalau abang tidak mau pergi Saya teriakin maling biar orang sekampung ngegebukin Abang berdua" ucap temanku menakut-nakuti mereka.

"Mmmmaaallll...."

Saat teman-temanku akan meneriakan kata Maling mereka Langsung menaiki motornya dan langsung kocar-kacir pergi.

Kami semua pun terbahak-bahak menertawakan kelakuan mereka, Mereka berdua adalah penipu yang mengaku-ngaku sebagai leasing, Padahal mereka hanya ingin merampas motor kita dengan paksa mereka tidak pernah mengikuti prosedur yang ada, namanya juga Maling mana ada prosedurnya ya nggak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun