Mohon tunggu...
Miko Ibnu Ibrahim
Miko Ibnu Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN KH ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Hobi Menonton sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kebijakan Fiskal: Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

5 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ketidakpastian ekonomi sudah biasa di era globalisasi yang semakin kompleks. Faktor-faktor seperti krisis keuangan, pandemi, perubahan iklim, dan gejolak geopolitik dapat memengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara. Dalam situasi seperti ini, kebijakan fiskal menjadi alat penting bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi; kebijakan fiskal yang tepat dapat memastikan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam artikel ini, kami akan membahas peran kebijakan fiskal dalam menciptakan stabilitas ekonomi Indonesia dan tantangan yang dihadapi oleh negara tersebut.

Pengertian Kebijakan Fiskal

 Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan pemerintahan yang di dalamnya memiliki keterkaitan dengan pengaturan kinerja perekonomian menggunakan mekanisme pemasukan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal memiliki wujud dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dalam dokumen APBN, kita bisa menganalisis berapa pemasukan yang diperoleh pemerintah, dari mana saja pemasukan yang diperoleh, komposisi pemasukan, masyarakat mana atau siapa saja yang ditimpa beban terbesar dan terkecil dari semua pemasukan negara, digunakan untuk apa saja pemasukan tersebut, bagian mana saja yang mendapatkan alokasi dana pengeluaran terbesar dan terkecil, dan sebagainya (Zakiyatul Miskiyah et al., 2022)

Peran Kebijakan Fiskal dalam Stabilitas Ekonomi

Mejaga Permintaan Agregat

 Penurunan kepercayaan konsumen dan investor biasanya menyebabkan penurunan permintaan total selama masa ketidakpastian. Permintaan agregat dapat meningkat melalui kebijakan fiskal yang ekspansif, seperti pengurangan pajak atau peningkatan belanja pemerintah. Misalnya, banyak negara menerapkan stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi selama krisis keuangan global 2008 (Helvira, 2022). Pemerintah Indonesia juga menerapkan paket stimulus untuk mendorong investasi dan mempertahankan daya beli masyarakat.

Mendukung Sektor sektor Strategis

 Kebijakan fiskal dapat digunakan pemerintah untuk mendukung sektor strategis yang memiliki potensi pertumbuhan meskipun dalam situasi sulit. Dalam jangka panjang, daya saing suatu negara dapat ditingkatkan dengan investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan teknologi. Misalnya, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan meningkatkan efisiensi logistik dan menciptakan lapangan kerja, yang keduanya sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi.

Mengurangi Ketimpangan Sosial

 Redistribusi pendapatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal. Pemerintah dapat membantu kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap dampak negatif dari ketidakpastian global dengan menerapkan pajak progresif dan meningkatkan belanja sosial . Program seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) adalah contoh nyata dari upaya pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah. 

Tantangan dalam Implementasi Kebijakan Fiskal

 Meskipun kebijakan fiskal memiliki potensi yang sangat besar untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, ada beberapa masalah yang harus diperhatikan:

Keterbatasan Anggaran

Karena utang yang tinggi atau pendapatan pajak yang tidak memadai, banyak negara menghadapi keterbatasan anggaran. Hal ini menyebabkan pemerintah tidak dapat melakukan intervensi fiskal yang efektif. Meskipun penerimaan pajak telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, masih ada tantangan besar dalam memastikan bahwa kebijakan tersebut menguntungkan semua sektor masyarakat(Ummah, 2019).

Ketidakpastian Politik

Implementasi kebijakan fiskal dapat terhambat oleh ketidakpastian politik. Ketidakstabilan politik atau perubahan pemerintahan dapat menyebabkan perubahan kebijakan yang tidak konsisten (BPS, 2023). Investor sering ragu untuk menanamkan modal mereka di Indonesia karena hal ini, yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Risiko Inflasi

Inflasi dapat terjadi jika kebijakan fiskal yang terlalu ekspansif tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk memantau secara ketat kondisi ekonomi (Kumparan, 2023). Inflasi yang tinggi dapat mengganggu daya beli masyarakat dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.

Pengelolaan Utang

Selain itu, pemerintah Indonesia menghadapi tantangan khusus dalam mengelola utang publik. Terlalu banyak utang dapat membebani anggaran negara di masa depan, meskipun utang dapat digunakan untuk membiayai proyek pembangunan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka Panjang (Hartini & Sopian, 2018).

Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia

Di tengah tantangan global, Indonesia telah mengambil langkah besar dalam menerapkan kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas ekonomi. Beberapa contoh kebijakan ini adalah:

Peningkatan Belanja Infrastruktur

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah membelanjakan lebih banyak uang untuk infrastruktur. Pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga meningkatkan konektivitas dan efisiensi ekonomi. Infrastruktur seperti ini sangat penting, terutama di wilayah terpencil yang selama ini terisolasi dari pusat ekonomi.

Program Perlindungan Sosial

Pemerintah meluncurkan berbagai program perlindungan sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19. Ini membantu masyarakat yang terdampak mengatasi tantangan mereka dan mempertahankan daya beli mereka (LKP Panrita, 2023). Program-program ini menunjukkan cara kebijakan fiskal dapat melindungi masyarakat dari resesi ekonomi.

Reformasi Pajak

Selain itu, reformasi sistem perpajakan dilakukan untuk meningkatkan penerimaan negara. Perluasan basis pajak dan peningkatan kepatuhan pajak melalui digitalisasi administrasi perpajakan adalah bagian dari upaya ini (Hartini & Sopian, 2018). Dengan reformasi ini, diharapkan penerimaan pajak akan lebih optimal, memberikan pemerintah lebih banyak waktu untuk membelanjakan uang publik.

Sinergi antara Kebijakan Fiskal dan Moneter

Kebijakan fiskal dan moneter harus bekerja sama untuk mencapai stabilitas ekonomi yang optimal. Dengan menyediakan likuiditas bagi pasar dan menjaga suku bunga rendah, kebijakan moneter yang akomodatif dapat membantu kebijakan fiskal. Sebaliknya, kebijakan fiskal yang tepat dapat meningkatkan efektivitas kebijakan moneter dengan meningkatkan permintaan agregat. Salah satu contohnya adalah ketika Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan untuk mendorong investasi dan konsumsi domestik selama perekonomian melambat akibat pandemi COVID-19. Jika kedua kebijakan ini berjalan seiring dengan baik, efeknya pada perekonomian akan lebih besar (History et al., 2024).

Kesimpulan

     Di tengah ketidakpastian global, kebijakan fiskal adalah alat penting bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kebijakan ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan mengurangi ketimpangan sosial serta mendukung sektor-sektor penting. Meskipun ada kendala dalam pelaksanaannya, seperti keterbatasan anggaran dan risiko inflasi, keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut akan bergantung pada sinergi kebijakan fiskal dan moneter serta komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas. Untuk tetap relevan dan efektif dalam menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang, Indonesia harus terus mengubah dan mengoptimalkan kebijakan fiskalnya dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan ini. Oleh karena itu, pembuat kebijakan dan masyarakat luas harus terus belajar tentang pentingnya kebijakan fiskal agar setiap orang dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun