Tak banyak anak muda yang berhasil melewati fase ini dengan mempertahankan konsistensi tujuan hidupnya. Rerata mereka mulai menyerah pada ekspektasi yang akhirnya bertindak biasa-biasa aja, tak se-energik sediakala. Padahal fase ini ada untuk mendewasakan mental insan muda tentang pentingnya perencanaan yang disertai aksi nyata dengan pertimbangan sebab-akibat dari resiko yang akan di ambil. Jika ini menimpa pemimpin muda yang produktif maka bisa saja ia mudah goyah pada pendirian hidup, tak jelas arah tujuan dan tiang kehidupannya. Dan jika ini terjadi sangat berpengaruh terhadap jalannya kepemimpinan dalam organisasi.Â
Memang banyak hal yang tak bisa sesuai ekspektasi tapi seharusnya itu bukan jadi alasan untuk memendam setiap mimpi atau menurunkan standard kehidupan dalam menjalani tujuan hidup. Bahkan di negara-negara luar banyak ditemukan kasus anak muda yang memilih bunuh diri dikarenakan stress.Â
Seharusnya pemahaman tentang fase psikologis manusia ini diajarkan mulai dari keluarga supaya orangtua bisa menjadi fasilitator untuk membimbing insan muda melewati tantangan hidupnya. Menyadarinya sejak dini juga bisa membantu pemulihan yang lebih cepat. Sesekali boleh saja meminta saran psikolog atau psikiater untuk memberikan pemetaan mental dan psikologis sehingga bisa melewati masa-masa sulit dengan lebih bijaksana.
Quarter Life Crisis harus dilewati karena dengannya kita bisa Lebih mengenal kelebihan dan kelemahan diri sendiri, dapat lebih mengontrol emosi, melatih diri lebih mandiri, dan sadar bahwa kebahagiaan kita tidak ditentukan oleh orang lain, dan membuat diri kita lebih sabar untuk menapaki jalan kehidupan. Penting berdamai dengan diri sendiri dan keadaan, dan inti dari fase ini adalah kita perlu menyadari keberadaan Yang Maha Kuasa sehingga mampu menghadapi kondisi sulit.
Hal lain yang dapat dilakukan untuk menghadapi fase Quarter Life Crisis adalah
1. Jangan membandingkan diri dengan orang lain, mulai cari dan gali potensi diri sendiriÂ
2. Menentukan dan menemukan tujuan hidup dalam berkarir, pasangan, dll
3. Melakukan hal yang positif agar dapat menghindari rasa keragu-raguan
4. Berkeluh kesah kepada orang lain yang terpercaya
Percayalah, pada akhirnya semua akan terlewati dan menjadi kisah di masa lalu. Penerimaan diri adalah kunci untuk naik level disetiap fase kehidupan. Dan diri kitalah yang harus digenggam dahulu, baru kemudian kita bisa memengaruhi orang lain. Semangat berproses!
Penulis: Mikha Selina Putri