Mohon tunggu...
Mikhael Ravel
Mikhael Ravel Mohon Tunggu... Penulis -

Penulis muda yang tertarik dengan bidang kesehatan khususnya dalam hal pemanfaatan dan pengembangan obat herbal. Salah satu tujuannya menulis adalah memotivasi dirinya sendiri serta orang lain untuk menjalankan pola hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menguak Bahaya Rubella, Serta Cara Menghindarinya

21 September 2018   16:32 Diperbarui: 24 September 2018   15:20 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komplikasi yang paling berbahaya terjadi selama kehamilan, dimana virus rubella dapat berpindah dari ibu ke bayi yang ada di dalam rahim. Hal tersebut dapat terjadi selama masa kehamilan. Namun, risikonya paling tinggi saat tiga bulan pertama masa kehamilan.

Apabila bayi terinfeksi oleh virus rubella, bukan tidak mungkin bayi tersebut akan mengalami cacat lahir yang serius, kondisi ini disebut dengan sindrom rubella kongenital. Sindrom rubella konginetal merupakan suatu kumpulan dari beberapa masalah kesehatan pada bayi, seperti:

  • Diabetes
  • Kerusakan hati dan limpa
  • Katarak
  • Cacat jantung
  • Masalah tiroid
  • Ketidakmampuan untuk mendengar
  • Terhambatnya pertumbuhan
  • Cacat intelektual

Dalam beberapa kasus, wanita hamil yang terinfeksi rubella mengalami keguguran. Kasus lainnya mendapati bayi tidak bertahan lama setelah lahir. Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan ini adalah dengan mendapat vaksin rubella sebelum berencana untuk hamil.

Setelah mendapat vaksin, Anda perlu menunggu setidaknya 4 minggu untuk bisa hamil. Jika Anda sudah terlanjur hamil, Anda sebaiknya tidak mendapat vaksin.

Langkah Tepat Untuk Pencegahan Rubella

Cara yang paling baik adalah dengan mendapat vaksin. Vaksin rubella biasanya tergabung dengan vaksin campak, yang disebut vaksin MR. Untuk balita, dokter biasanya merekomendasikan pemberian vaksin rubella di antara usia 12 sampai 15 bulan. Pemberian vaksin kedua akan dilakukan sebelum anak memasuki sekolah, yakni pada umur 4 sampai 6 tahun.

Vaksin rubella juga perlu diberikan pada wanita pada usia subur yang berencana ingin hamil. Ingat, satu bulan sebelum kehamilan dimulai. Langkah ini penting apabila Anda berencana pergi ke negara-negara dimana rubella menyebar.

Sumber: Shutterstock. By: Jarun Ontakrai
Sumber: Shutterstock. By: Jarun Ontakrai
Bagaimana Anda tahu bahwa Anda sudah mendapat vaksin rubella? Anda dapat melakukan tes darah. Hasil dari tes darah akan menunjukkan apakah seorang wanita sudah mendapatkan vaksin rubella sebelumnya.

Demikianlah akhir dari ulasan seputar rubella atau campak jerman. Meski tergolong sebagai infeksi virus yang ringan, namun Anda tetap perlu waspada. Apabila anak Anda mengalami gejala rubella yang disebutkan sebelumnya, ada baiknya Anda memeriksakannya ke dokter.

Sama halnya dengan wanita yang berencana untuk hamil. Pastikanlah Anda sudah mendapat vaksin rubella. Tindakan pencegahan ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga ulasan ini dapat membantu Anda serta keluarga Anda.

***

Sumber referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun