Rubella atau campak jerman, merupakan infeksi virus menular yang memiliki gejala khas, yakni ruam merah pada kulit. Gejalanya memang tampak tidak berbahaya, namun jika virus rubella menginfeksi wanita yang sedang hamil, terutama pada tiga bulan pertama kehamilan, Rubella berpotensi tinggi menyebabkan cacat lahir yang serius (sindrom rubella kongenital). Lalu, apa saja gejala rubella? Bagaimana cara pencegahan rubella? Apakah vaksin rubella salah satu cara pencegahannya?
Ulasan berikut Anda membantu Anda mendapatkan jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut dan informasi penting lainnya seputar penyakit rubella. Dengan begitu, saat orang yang Anda sayangi terinfeksi virus rubella, Anda tahu apa yang harus Anda lakukan. Untuk memulainya, mari simak terlebih dulu mengenai apa itu penyakit rubella.
Apa itu Rubella?
Rubella merupakan infeksi yang menular, dimana air liur sebagai penularan utamanya. Apabila Anda terkena kontak air liur penderita rubella, misalnya dari batuk atau bersin, Anda kemungkinan besar akan terinfeksi juga.
Rubella juga berpotensi besar untuk menular jika Anda berbagi makanan atau minuman di piring atau gelas yang sama dengan penderita penyakit ini. Sama halnya ketika Anda memegang benda yang sudah terkontaminasi, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata Anda sendiri.
Ya, infeksi rubella menular dengan sangat mudah. Infeksi rubella dapat menyerang siapa saja tidak soal usianya. Tetapi, penyakit yang mirip campak ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang yang sudah dewasa.
Infeksi rubella pada anak dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Bahkan dalam beberapa kasus, pengobatan rubella tidak dibutuhkan. Tidak heran infeksi rubella digolongkan sebagai infeksi ringan. Namun, bahaya dari rubella yang sebenarnya akan muncul jika rubella menyerang wanita yang sedang hamil, terutama pada tiga bulan pertama masa kehamilan.
Gejala Rubella
Gejala rubella begitu ringan, bahkan terkadang rubella tidak menimbulkan gejala sama sekali. Hal inilah yang membuat gejala rubella sedikit sulit untuk dilihat atau diperhatikan pada anak-anak.
Rentang waktu munculnya gejala saat pertama kali terkena paparan virus ini adalah 14-21 hari. Gejala yang paling mudah dikenali ialah ruam berwarna merah mudah dengan tekstur halus. Ruam ini akan muncul menyebar mulai dari wajah, badang, tangan, dan kaki.
Bersamaan dengan ruam merah tersebut, ada tanda-tanda lain yang termasuk dari gejala infeksi ini. Berikut adalah gejala-gejala rubella lainnya yang biasa dirasakan:
- Hidung berair dan tersumbat
- Demam ringan, 38,9 celcius atau lebih rendah
- Pembesaran kelenjar getah bening di belakang leher dan di belakang telinga
- Mata merah
- Batuk
- Nyeri kepala
- Nyeri pada sendi, terutama pada wanita yang masih muda
Meski keliahatannya gejala-gejala di atas tidak serius, Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan ke dokter. Langkah ini penting, terutama jika Anda wanita dan sedang dalam masa kehamilan. Ingatlah, diagnosis dini turut membantu penanganan nantinya.
Komplikasi Rubella
Apabila Anda telah mengalami infeksi rubella, Anda akan kebal secara permanen terhadap penyakit ini. Dalam beberapa kasus, wanita yang mengalami infeksi rubella mengalami radang pada sendi jari, lutut, dan pergelangan tangan selama kurang lebih satu bulan.
Komplikasi yang paling berbahaya terjadi selama kehamilan, dimana virus rubella dapat berpindah dari ibu ke bayi yang ada di dalam rahim. Hal tersebut dapat terjadi selama masa kehamilan. Namun, risikonya paling tinggi saat tiga bulan pertama masa kehamilan.
Apabila bayi terinfeksi oleh virus rubella, bukan tidak mungkin bayi tersebut akan mengalami cacat lahir yang serius, kondisi ini disebut dengan sindrom rubella kongenital. Sindrom rubella konginetal merupakan suatu kumpulan dari beberapa masalah kesehatan pada bayi, seperti:
- Diabetes
- Kerusakan hati dan limpa
- Katarak
- Cacat jantung
- Masalah tiroid
- Ketidakmampuan untuk mendengar
- Terhambatnya pertumbuhan
- Cacat intelektual
Dalam beberapa kasus, wanita hamil yang terinfeksi rubella mengalami keguguran. Kasus lainnya mendapati bayi tidak bertahan lama setelah lahir. Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan ini adalah dengan mendapat vaksin rubella sebelum berencana untuk hamil.
Setelah mendapat vaksin, Anda perlu menunggu setidaknya 4 minggu untuk bisa hamil. Jika Anda sudah terlanjur hamil, Anda sebaiknya tidak mendapat vaksin.
Langkah Tepat Untuk Pencegahan Rubella
Cara yang paling baik adalah dengan mendapat vaksin. Vaksin rubella biasanya tergabung dengan vaksin campak, yang disebut vaksin MR. Untuk balita, dokter biasanya merekomendasikan pemberian vaksin rubella di antara usia 12 sampai 15 bulan. Pemberian vaksin kedua akan dilakukan sebelum anak memasuki sekolah, yakni pada umur 4 sampai 6 tahun.
Vaksin rubella juga perlu diberikan pada wanita pada usia subur yang berencana ingin hamil. Ingat, satu bulan sebelum kehamilan dimulai. Langkah ini penting apabila Anda berencana pergi ke negara-negara dimana rubella menyebar.
Demikianlah akhir dari ulasan seputar rubella atau campak jerman. Meski tergolong sebagai infeksi virus yang ringan, namun Anda tetap perlu waspada. Apabila anak Anda mengalami gejala rubella yang disebutkan sebelumnya, ada baiknya Anda memeriksakannya ke dokter.
Sama halnya dengan wanita yang berencana untuk hamil. Pastikanlah Anda sudah mendapat vaksin rubella. Tindakan pencegahan ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga ulasan ini dapat membantu Anda serta keluarga Anda.
***
Sumber referensi:
WebMD. What is Rubella. Reviewed: 2017-01-12. URL: webmd.com. Accessed: 2018-09-21.
Healthline. German Measles (Rubella). Reviewed: 2016-01-06. URL: healthline.com. Accessed: 2018-09-21
Deherba. Campak: Rubella, Bagaimana Cara Mengobati dan Mencegahnya? Published: 2014-06-23. URL: deherba.com. Accessed: 2018-09-21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H