Beeeuuuhhhh... Biar ga ikutan kebakar, ayo minum air putih dulu biar adem, yooo... Tarik napas dalam dalam, hembuskan pelan pelan... Lakukan sampe 7 kali... Biar tenang....
Para pendukung Ahok ayoo tenang yooo... Pendukung Agus juga tenang yooo... Biar ga kisruh, ayo salaman dulu donggg... Sip sip dah...
Ditulisan yang kemarin saya mengatakan, SBY tetap tenang sambil tetap mengumpulkan kekuatan. tapi melihat kejadian ini teman saya bilang, tindakan SBY ini kesusu–terburu buru-, jadi keliatan gimana gitu lho... Kaya mau cepet cepet ambil untung gitu...
Padahal, jika saja SBY tetap tenang -adem ayem- tidak mau masuk dalam konflik, mungkin Demokrat bisa mengambil keuntungan yang sangat besar, lanjutnya.
Kemudian teman saya menambahkan sambil bertanya, kalau melihat “gerakan” –manuver- SBY dalam dua hari terakhir ini, apakah karena ada sesuatu yang menggganggunya?
Mungkin teman saya tidak tau, bisa saja menurut perhitungan SBY, sekarang timing yang tepat untuk masuk kedalam konflik. Atau bisa juga menurut perhitungan SBY, sudah saatnya ikut menumpang (mbonceng) pada kekuatan salah satu pihak?
Atau mungkin juga teman saya tidak ingat, betapa cepatnya reaksi SBY ketika ada isu yang dianggap mengganggunya. Berbanding terbalik dengan tindakannya ketika ada isu nasional lainnya.
Saya kasih satu contoh nyatanya saja ya...
Ga usah kita ambil contoh tentang lambatnya pembangunan infrastruktur deh, karena mungkin aja proyek itu banyak korupsinya jadi banyak yang mangkrak ga keruan.
Kita ambil contoh tentang kemanusiaan, yang mestinya mendapat perhatian serius dan secepatnya dari pemerintah.