Dari dua berita diatas, bisa kita lihat dan bandingkan sendiri, orang luar lebih perduli terhadap sesamanya. Mereka tidak pakai hitung hitungan untuk menolong sesama. Niat mereka cuma menolong, membantu tanpa pamrih. Tidak ada yang menggerakan. Itu semua aksi spontan.
Lalu apa yang terjadi di negeri ini, yang yang selalu meng agungkan kesantunan dan keberadaban justru sering mengambil keuntungan pada saat sesama membutuhkan pertolongan.
Silahkan saja cari di Google, berapa banyak dana untuk orang miskin yang dikorupsi, berapa banyak dana bantuan kemanusiaan yang diselewengkan.
*Dana yang seharusnya untuk orang miskin justru menjadi lahan empuk untuk dibagi bagi oleh pejabat.
*Dana yang seharusnya untuk orang miskin justru diperebutkan juga oleh orang yang mampu.
*Dana untuk menolong pada saat ada bencana justru dimasukan ke kantong sendiri dan kelompoknya.
Karena semakin banyak orang yang tidak perduli kepada sesama, mereka lebih mengedepankan ego, kelompoknya sehingga menjadi sangat tega melihat sesama menderita.
Kita tidak lagi perduli dengan lingkungan, semua main babat, atas nama pembangunan.
(Bisa dibaca : http://www.kompasiana.com/mikereys/chloe-and-theo-sebuah-pesan-demi-penyelamatan-bumi_55b483daf17a618107c31b00)
Kita tidak lagi perduli dengan lingkungan, semua main hajar, main keruk, main hantam tanpa memikirkan generasi nanti.
(Bisa dibaca : www.kompasiana.com/mikereys/perburuan-harimau-terakhir_56c995d309b0bda20f87accf)
(Bisa dibaca : http://www.kompasiana.com/mikereys/bisakah-kita-hidup-berdampingan_5619cacbb893730e12105204)
(Bisa dibaca ; http://www.kompasiana.com/mikereys/khusus-dewasa-membantai-demi-keyakinan_56d721121693731f19a8e483)