Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok Tidak Butuh Orang Pintar Tapi

26 Juli 2016   12:49 Diperbarui: 26 Juli 2016   14:08 2585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://internasional.kompas.com/read/2016/07/25/06000061/kemacetan.parah.bak.di.brebes.terjadi.di.perbatasan.inggris.ke.perancis

http://www.solopos.com/2016/07/10/info-mudik-2016-brexit-macet-warga-tegal-raup-rp3-juta-hanya-dengan-modal-rp300-000-736257

Dari dua berita diatas, bisa kita lihat dan bandingkan sendiri, orang luar lebih perduli terhadap sesamanya. Mereka tidak pakai hitung hitungan untuk menolong sesama. Niat mereka cuma menolong, membantu tanpa pamrih. Tidak ada yang menggerakan. Itu semua aksi spontan.

Lalu apa yang terjadi di negeri ini, yang yang selalu meng agungkan kesantunan dan keberadaban justru sering mengambil keuntungan pada saat sesama membutuhkan pertolongan.

Silahkan saja cari di Google, berapa banyak dana untuk orang miskin yang dikorupsi, berapa banyak dana bantuan kemanusiaan yang diselewengkan.

*Dana yang seharusnya untuk orang miskin justru menjadi lahan empuk untuk dibagi bagi oleh pejabat.
*Dana yang seharusnya untuk orang miskin justru diperebutkan juga oleh orang yang mampu.
*Dana untuk menolong pada saat ada bencana justru dimasukan ke kantong sendiri dan kelompoknya.
Karena semakin banyak orang yang tidak perduli kepada sesama, mereka lebih mengedepankan ego, kelompoknya sehingga menjadi sangat tega melihat sesama menderita.

Kita tidak lagi perduli dengan lingkungan, semua main babat, atas nama pembangunan.

(Bisa dibaca : http://www.kompasiana.com/mikereys/chloe-and-theo-sebuah-pesan-demi-penyelamatan-bumi_55b483daf17a618107c31b00)

Kita tidak lagi perduli dengan lingkungan, semua main hajar, main keruk, main hantam tanpa memikirkan generasi nanti.

(Bisa dibaca : www.kompasiana.com/mikereys/perburuan-harimau-terakhir_56c995d309b0bda20f87accf)

(Bisa dibaca : http://www.kompasiana.com/mikereys/bisakah-kita-hidup-berdampingan_5619cacbb893730e12105204)

(Bisa dibaca ; http://www.kompasiana.com/mikereys/khusus-dewasa-membantai-demi-keyakinan_56d721121693731f19a8e483)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun