Menurut pandangan ilmuwan.
Albert Einstein berpendapat:
“Pergulatan, begitu keras di awal masa sains, antara pandangan Ptolemaeus dan Kopernikus, sebenarnya tidak berarti. Kedua sistem koordinat ini dapat digunakan dengan justifikasi setara. Kedua kalimat: "matahari diam dan bumi bergerak", atau "matahari bergerak dan bumi diam", hanya bermakna konvensi yang berbeda dari dua sistem koordinat yang berbeda.”
Stephen Hawking, dalam bukunya "The Grand Design", menyatakan pandangan yang tepat sama dengan Einstein:
“Maka apakah yang sesungguhnya, sistem Ptolemaik atau Kopernikan? Meskipun tidak jarang orang mengatakan Kopernikus membuktikan Ptolemaeus salah, hal ini tidak benar”
Sedangkan Heliosentrisme juga sudah ada sejak dulu kala...
Pada pengetahuan sekarang, orang beranggapan bahwa Heliosentris dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus dan Galileo Galilei.
Padahal, teori itu awalnya dikemukakan oleh Martianus Capela.
Martianus often presents philosophical views based on Neoplatonism, the Platonic school of philosophy pioneered by Plotinus and his followers. Like his near-contemporary Macrobius, who also produced a major work on classical Roman religion, Martianus never directly identifies his own religious affiliation. Much of his work occurs in the form of dialogue, and the views of the interlocutors may not represent the author's own.
The lunar crater Capella is named after him.