-Jadikan tekanan sebagai alat memotivasi diri untuk membuat prestasi yang lebih baik. Seperti kata Yohanes Surya , ketika menghadapi kondisi kritis, manusia bisa melakukan hal ajaib, yang mustahil bisa dilakukan pada saat kondisi normal.
Poin diatas sangat penting, mengingat pola mendidik anak sekarang cenderung ‘manja’, terlalu lembut, jauh berbeda dengan jaman dulu yang lebih keras (bukan dengan kekerasan).
Olok olok yang sangat biasa dilakukan sedari kecil dulu, sekarang dianggap membully. Para ahli dan pendidik tidak memperbolehkan anak anak saling ejek, saling olok dan hal lain yang seperti itu.
Hasilnya, anak anak kurang tahan banting, cengeng, sedikit sedikit merasa dibully, terus mewek. Lalu, bagaimana mungkin generasi kita bisa maju kalau anak anaknya tidak tahan banting, sedikit diejek langsung mewek? Seperti ini...
Bagaimana mungkin bangsa ini bisa maju, kalau generasinya manja, letoy, lemah, cengeng?
Hidup ini keras cuuiyyy...
Banyak tantangan di lapangan kalau ingin maju. Tidak bisa kita terus memanjakan anak, seakan ia masih bayi. Dari A sampai Z, semua mesti disiapin, lalu kapan anak anak bisa mandiri?
Film Eddie The Eagle setidaknya telah membuktikan, bahwa tidak selamanya olok olok, ejekan bahkan hinaan sekalipun, akan berakhir buruk. Semua tergantung pada mental anak sendiri.
Seandainya saja, kita -sebagai orang tua- atau pendidik di sekolah, bisa membentuk anak anak, sehingga punya kemauan, semangat pantang menyerah serta punya mental sekuat baja seperti Eddie, saya yakin bangsa ini akan jauh lebih maju dari yang sekarang.
Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H