Pernah beli motor, mobil atau rumah?
Kemudian kasir atau penjual bertanya, “Pembayarannya mau dengan cara apa, TUNAI ATAU KREDIT?
Apakah jika kita menjawab secara “TUNAI”, berarti kita harus membawa uang bergepok gepok ke tempat penjual?
Waduh... Hari gini masih nenteng duit berpuluh jut atau ratus jut... Ampun deh...
Ini jaman apa Oom/Tante, Mas/Mbak...
Sekarang udah ga jaman lagi pakai “CASH KERAS” kecuali beli cabe, tomat, bawang, terasi, di pasar tradisional, (untuk bikin sambel terasi kesukaan saya, hahahaa...).
Mengapa setelah berkembang menjadi isu ngawur Ketua BPK baru meluruskan sekarang, bukan sejak awal?
Lucunya lagi Ketua BPK kemudian asumsi yang sudah beberapa lalu berkembang di media sosial, yaitu tentang waktu transaksi.
-Sama dengan yang dilontarkan Ketua BPK, sebelumnya haters juga sudah sering mengatakan, “Ga penting soal mengangkutnya dengan apa, karena tidak ada bank yang melakukan transaksi pada waktu itu. Kalau pun ada, mana bukti transaksinya dan kenapa mesti kebelet seperti itu...
Nih lihat yang jelas ya...
Transaksi dilakukan pada tanggal 31 Desember 2015 dalam dua tahap. Transaksi pertama dilakukan pada pukul 17.06 yakni sebesar Rp 37.784.477.500 (tiga puluh tujuh miliar tujuh ratus delapan puluh empat juta empat ratus tujuh puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) ke rekening bank DKI. Tujuan transaksi ini adalah untuk pembayaran pajak atas pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.