Begitulah kalau orang yang lagi bingung mencari sesuatu yang tidak tau apa yang dicarinya. Jadi cuma mengikuti nasibnya aja.
Dalam kebingungannya, alunan musik Jazz nan syahdu dari January Christy menerobos memasuki benaknya...
Melayang pikiranmu melayang...
Melayang khayalanmu melayang jauh...
Melayang anganmu melayang...
Terbawa asap nirwana...
Sekejap tenggelam, kharismamu menghilang...
Tak tahu apa yang terjadi, semua tak pasti...
***
Tiba di Kampung aman, damai, tenang dan sejahtera...
Pagi berganti siang, senja berganti malam. Hari berlalu, minggu berganti. Lereng gunung, ngarai, lembah, hutan, sungai telah banyak dilalui, tak berasa Ben sudah berjalan berbulan bulan tanpa arah yang jelas. Bertemu dengan berbagai jenis mahkluk hidup yang aneh aneh sudah sering terjadi.
Jika malam tiba, masih terus terbayang wajah gadis dalam mimpinya, Cinta sang Putri Jempol, yang berhidung bangir, berbibir merah jambu, dan rambut sepinggulnya yang tergerai indah. "Aku akan mencari dan menikahinya" janji Ben dalam hati.
Hingga pada suatu malam, ketika hendak membaringkan tubuhnya yang sudah penat, ia melihat setitik cahaya dikejauhan. Tertarik dan penasaran melihat cahaya kecil menyilaukan, Ben mengurungkan niatnya untuk istrirahat.
Ia lalu bangkit dan berjalan ke arah cahaya, yang dikiranya sangat dekat. Terus berjalan, tanpa disadari, Ben memasuki sebuah hutan yang sangat lebat. Cahaya itu keliatan semakin dekat tapi tak kunjung bisa sampai juga.
Sampai tak sadar, sinar matahari sudah menembus rimbunnya dedauan dari sebelah kirinya. Ben kemudian melihat jelas asal kilauan cahaya itu, rupanya berasal dari sebuah perkampungan.