Ketenangan guru sekolah Sawako teruji ketika tentara Uni Sovyet memasuki ruang kelas. Sawako tetap menyuruh murid muridnya menyelesaikan soal matematika yang baru dibuatnya di papan tulis, sementara tentara Uni Sovyet ada dalam kelas. Itu salah satu bukti kehebatan Sawako ketika menghadapi situasi genting.
Hari berlalu, situasi politik semakin tidak menentu. Banyak penduduk yang pergi meninggalkan pulau dan hilang di lautan terkena badai. Namun Kenzo, kakek mereka memutuskan untuk tetap bertahan di pulau.
Tentara Uni Sovyet lalu mendatangkan keluarganya ke Pulau Shikotan. Jadi, penduduk Jepang harus mengalah. Mereka harus berbagi bukan hanya ruang kelas saja, tapi juga rumah mereka. Rumah kakek mereka diambil oleh komandan pasukan Sovyet, sehingga mereka harus tinggal bersama kuda, disebelah rumahnya. (Inilah awal kedatangan orang Rusia yang menjadi salah satu sebab mengapa di Pulau Shikotan banyak terdapat orang Rusia)
Beruntung mereka mempunyai Hideo, sang paman yang bisa mengalihkan perhatian dari kesedihan dan menghibur dengan membawakan banyak mainan hasil curiannya, terutama sebuah gerbong kereta yang bisa menyambung ke lokomotif sebelumnya, berikut dengan rel keretanya.
Hideo juga mempunyai peran penting bagi keluarganya karena ia menjadi juru penolong yang sering membawakan makanan bagi mereka pada saat kelaparan.
Di sekolah, banyak hal yang sangat menarik. Mengingat mereka berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda dan berada di kelas yang bersebelahan -hanya bersekat dengan dinding tipis- jadi jika mereka belajar menyanyi, suaranya tembus ke kelas sebelahnya.
Ketika satu kelas sedang menyanyikan lagu Uni Sovyet maka di kelas lainnya bernyanyi lagu Jepang, saling bersahutan tak mau kalah. (hal inilah yang akhirnya membuat kebudayaan mereka bercampur. Mereka bisa saling menerima perbedaan yang akhirnya masing masing bisa menyanyikan kedua lagu yang berbeda bahasa)
Kedatangan tentara Uni Sovyet membawa perubahan yang cukup berarti, contohnya listrik yang kemudian ada di pulau itu. Sehingga Junpei dan Kanta bisa menjalankan kereta listriknya. Ketika sedang asyik bermain, mereka terkejut melihat dinding pemisah rumahnya terbuka dan masuklah sebuah sambungan rel kereta yang sama.
Ternyata gadis ABG Rusia yang tinggal dibekas rumah mereka, kebetulan mempunyai rel kereta yang sama. Akhirnya mereka bermain kereta api bersama sama.
Singkat cerita, pada suatu kesempatan di sekolah, mereka berkenalan dengan Tanya, anak komandan pasukan Uni Sovyet, yang tinggal dibekas rumah mereka. Junpei kemudian mengenalkan dirinya sebagai “Giovani” dan Kanta berganti menjadi “Campanella” (kedua tokoh yang ada dalam novel Ginga Tetsudō no Yoru atau Night on the Galactic Railroad).