Tatsuo, ayah mereka sebenar adalah seorang kepala pemadam kebakaran desa, namun setelah Jepang menyerah, Tatsuo ditugasi menjadi komandan badan pertahanan . Sang Kakek adalah seorang nelayan. Sedangkan ibu mereka sudah lama meninggal.
Waktu itu di Pulau Shikotan, sudah ada rel kereta api, walaupun kereta yang sebenarnya belum pernah ada, bahkan listrikpun belum ada. Kanta memiliki mainan berupa lokomotif kereta api listrik, pemberian ayahnya.
Layaknya anak anak, kereta listrik mainan itu memberi imajinasi, seakan akan bisa membawa mereka pergi kemana saja, bahkan ke galaxy Bima Sakti atau keluar dunia sekalipun.
*Catatan
Junpei dan Kanta terobsesi oleh novel fantasi yang setiap hari dibacanya. Novel itu sebenarnya adalah novel religi yang berjudul 銀河鉄道の夜 Ginga Tetsudō no Yoru (Night on the Galactic Railroad) yang ditulis oleh Kenji Miyazawa sekitar tahun 1927. Novel yang menceritakan tentang Giovani , seorang bocah yang berasal dari sebuah keluarga miskin. Suatu malam, Giovani merasa pergi bersama teman baiknya Campanella dengan menumpang kereta yang bisa mengantarnya ke Galaxy Bima Sakti atau kemana saja menembus batas dunia.
Ketika Semenanjung Nemuro, Hokaido, dibombardir oleh tentara sekutu, dari kejauhan mereka bisa melihat bagaimana pesawat sekutu menjatuhkan bom dan menghancurkan kota. Pada tanggal 15 Agustus 1945, seluruh penduduk pulau mendengarkan lewat radio bahwa pemerintah Jepang akhirnya menyerah pada sekutu.
Pada saat Pemerintah Jepang menyerah kepada sekutu, awalnya tidak membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat pulau Shikotan. Semua masih berjalan seperti biasa. Penduduk pulau masih melakukan aktivitas kehidupan sehari hari, yang nelayan masih mencari ikan di laut, dan anak anak masih pergi ke sekolah yang diajar oleh seorang guru yang bernama Sawako.
"Jika Anda melihatnya dari perspektif militer Jepang, tak ada perbedaan besar apakah orang mati dari bom biasa atau bom atom ... itu hanya dipandang sebagai kehancuran dua pusat kota,” utaranya)
Tanggal 1 September 1945, ketenangan penduduk pulau terusik, ketika mereka kedatangan tamu istimewa yaitu tentara merah Uni Sovyet, yang mereka juluki “Russkies”
Kedatangan tentara merah ke Pulau Shikotan untuk mengambil alih pulau dari pemerintah Jepang. Seluruh pasukan Jepang yang berada di Pulau Shikotan dilucuti, mereka disuruh berbaris untuk di kirim ke Siberia sebagai pekerja paksa yang pastinya tidak akan bisa pulang lagi. Tentara Uni Sovyet merampok harta penduduk yang sebenarnya sudah miskin.