Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Pilu dibalik Perang Dunia II

8 Agustus 2015   23:48 Diperbarui: 9 Agustus 2015   06:37 3975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tatsuo, ayah mereka sebenar adalah seorang kepala pemadam kebakaran desa, namun setelah Jepang menyerah, Tatsuo ditugasi menjadi komandan badan pertahanan . Sang Kakek adalah seorang nelayan. Sedangkan ibu mereka sudah lama meninggal.

Waktu itu di Pulau Shikotan, sudah ada rel kereta api, walaupun kereta yang sebenarnya belum pernah ada, bahkan listrikpun belum ada. Kanta memiliki mainan berupa lokomotif kereta api listrik, pemberian ayahnya.

Layaknya anak anak, kereta listrik mainan itu memberi imajinasi, seakan akan bisa membawa mereka pergi kemana saja, bahkan ke galaxy Bima Sakti atau keluar dunia sekalipun.

*Catatan

Junpei dan Kanta terobsesi oleh novel fantasi yang setiap hari dibacanya. Novel itu sebenarnya adalah novel religi yang berjudul 銀河鉄道の夜 Ginga Tetsudō no Yoru (Night on the Galactic Railroad) yang ditulis oleh Kenji Miyazawa sekitar tahun 1927. Novel yang menceritakan tentang Giovani , seorang bocah yang berasal dari sebuah keluarga miskin. Suatu malam, Giovani merasa pergi bersama teman baiknya Campanella dengan menumpang kereta yang bisa mengantarnya ke Galaxy Bima Sakti atau kemana saja menembus batas dunia.

Ketika Semenanjung Nemuro, Hokaido, dibombardir oleh tentara sekutu, dari kejauhan mereka bisa melihat bagaimana pesawat sekutu menjatuhkan bom dan menghancurkan kota. Pada tanggal 15 Agustus 1945, seluruh penduduk pulau mendengarkan lewat radio bahwa pemerintah Jepang akhirnya menyerah pada sekutu.

Pada saat Pemerintah Jepang menyerah kepada sekutu, awalnya tidak membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat pulau Shikotan. Semua masih berjalan seperti biasa. Penduduk pulau masih melakukan aktivitas kehidupan sehari hari, yang nelayan masih mencari ikan di laut, dan anak anak masih pergi ke sekolah yang diajar oleh seorang guru yang bernama Sawako.

(Ada benarnya apa yang ditulis Kompas.com, menurut Direktur Studi Asia di Universitas Temple University, Tokyo, Jeffery Kingston, mengatakan, bom itu tak memiliki dampak seperti yang diharapkan Amerika.

"Jika Anda melihatnya dari perspektif militer Jepang, tak ada perbedaan besar apakah orang mati dari bom biasa atau bom atom ... itu hanya dipandang sebagai kehancuran dua pusat kota,” utaranya)

Tanggal 1 September 1945, ketenangan penduduk pulau terusik, ketika mereka kedatangan tamu istimewa yaitu tentara merah Uni Sovyet, yang mereka juluki “Russkies”

Kedatangan tentara merah ke Pulau Shikotan untuk mengambil alih pulau dari pemerintah Jepang. Seluruh pasukan Jepang yang berada di Pulau Shikotan dilucuti, mereka disuruh berbaris untuk di kirim ke Siberia sebagai pekerja paksa yang pastinya tidak akan bisa pulang lagi. Tentara Uni Sovyet merampok harta penduduk yang sebenarnya sudah miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun