Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pekerja Anak, Salah Siapa?

5 Juli 2015   22:25 Diperbarui: 5 Juli 2015   22:25 3940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari rasa TAKUT itu, lalu orang tua bisa memerintahkan anak dengan semaunya dan anak tidak boleh membantah atau mengeluarkan pendapatnya, harus segera melakukan apapun yang diperintahnya.

Bisa diambil contoh dari kasus Engeline, atau bisa juga dilihat dari beberapa kasus orang tua bejad, yang menjadikan ketakutan anaknya sebagai senjata untuk melampiaskan nafsu binatangnya. Pertama anak harus menurut, karena sudah takut lalu ditambah dengan ancaman, jadi anak semakin takut. Sehingga, ada beberapa kasus pelecehan orang tua terhadap anak kandungnya sendiri bisa berlangsung sampai bertahun tahun.

*****

Sekarang mari kita lihat kalimat “anak berkewajiban membantu orang tua” yang pada akhirnya salah dalam penerapannya.

Saya ambil contoh kasus yang paling banyak terjadi, yaitu faktor ekonomi. Jadi bisa diartikan, anak berkewajiban membantu orang tua ketika orang tua berada dalam kesulitan ekonomi. Sekilas tidak ada yang salah dalam kalimat itu. Koq aneh, apa salahnya sih anak bantu orang tua? Masa ga boleh bantu orang tua, yang sudah merawat dan melahirkan kita? Dan sebagainya dan sebagainya... Pasti seperti itu tanggapan...

Tapi bagaimana jika kita melihat kenyataannya di lapangan ketika orang tua salah menggunakan kalimat sakti itu.

Untuk bisa bertahan hidup, manusia bisa menggunakan segala upaya dan daya. Banyak orang tua yang sudah berusaha semampunya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tapi hasilnya tetap saja tidak mencukupi.

Setelah tidak punya upaya lagi, maka sekarang daya yang digunakan.

Ketika orang sudah mengerahkan segala upaya tapi tetap tidak mampu mencukupi, maka secara otomatis orang akan mengerahkan segala daya yang dimiliki, dalam hal ini anaklah yang menjadi korban. Merasa sebagai pemilik anak, lalu orang tua menjadikan anak sebagai alat untuk mencari nafkah guna bisa menambah penghasilan dan bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

Apakah itu salah? Jelas salah!! Jikapun ada anak yang ingin membantu bekerja, orang tua tidak serta merta mengiyakan. Harus dilihat dulu bidang pekerjaan apa yang akan dijalani. Apakah berbahaya, apakah menggangu jam belajarnya dlsb. Jika hanya sekedar membantu mengerjakan pekerjaan rumah silahkan, tapi banyak orang tua yang secara sadar atau tidak sadar, sudah memberi beban lebih kepada anak yang masih belum cukup umur atau bahasa jadulnya sudah mengekploitasi anak.

Padahal undang undang tentang perlindungan anak dan undang undang tentang ketenagakerjaan sudah ada untuk membatasi usia pekerja. (bisa dilihat di http://www.depkop.go.id/attachments/article/1465/02.%20UU%20No.%2023%20Tahun%202002%20tentang%20Perlindungan%20Anak.pdf di http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo23tahun2003PERLINDUNGANANAK.pdf dan di http://hukumpidana.bphn.go.id/kuhpoutuu/undang-undang-nomor-13-tahun-2003-tentang-ketenagakerjaan/ Pasal 185)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun