Itu hanya sekelumit contoh kecil saja yang bisa saya tuliskan.
Prabowo menang kita akan kembali ke Orba.
Wacana mengusung Soeharto untuk menjadikannya Pahlawan Nasional oleh koalisi kubu Prabowo-Hatta, telah dikumandangkan sejak masa kampanye Pilpres 2014. Wacana itu memang dilakukan dengan tidak tanggung tanggung, karena yang mengemukakan adalah mantan aktivis 1998, Fahri Hamzah, dalam sebuah acara debat di tipi nasional. Padahal seharusnya aktivis 1998 menentang hal tersebut. Karena  aktivis 1998, adalah aktivis yang telah telah bersusah payah, berdarah darah dan berkorban nyawa untuk menumbangkan Orba.
Langkah menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, mempunyai beberapa keuntungan untuk Prabowo, yaitu menarik simpati dari kalangan yang masih cinta dengan Orde Baru dan meraih simpati dari mantan istri tercinta, yaitu Siti Hedianti Haryadi atau lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto. Hal itu dilakukan, supaya Prabowo dan Titiek bisa CLBK. Karena bagaimana mungkin jika Prabowo menang pilpres, Â disaat pelantikan Presiden nanti Prabowo tanpa pendamping?
Jadi wacana untuk kembali ke Orba bukan omong kosong tapi pasti akan dilakukan oleh pemerintah Prabowo-Hatta. Karena Prabowo memang telah berencana mengembalikan kejayaan mantan mertuanya dulu, dan Prabowo juga merasa bahwa cara pemerintahan Orba, begitu familiar dan terbukti efektif membungkam suara suara sumbang.
Apa indikasinya jika Prabowo menang, akan mengembalikan kita ke Orba?
Seperti sudah ditulis diatas, tentang wacana menjadikan Soeharto menjadi Pahlawan Nasional dan telah didengungkan oleh seorang Fahri Hamzah mantan aktivis 1998.
Saya akan memberikan beberapa contoh ketidaksukaan Prabowo terhadap suara sumbang atau berbeda dengan yang diinginkannya.
Tentu kita masih ingat tentang aksi kekerasan terhadap wartawan oleh pendukung? Kita juga belum lupa tentang dilarang masuknya wartawan salah satu stasiun tipi saat peliputan di Rumah Polonia? Masih segar dalam ingatan kita, pada saat jumpa pers, Prabowo mengatakan "Brengsek" kepada wartawan, yang ditujukan untuk pimpinannya.
Itu adalah, indikasi supaya semua media tidak boleh mempunyai pendapat yang berbeda dengan pendapat prabowo. Dan tampaknya Prabowo seperti alergi kepada media yang dianggap tidak berpihak kepadanya.
Jadi jika Prabowo memenangkan pilpres 2014 ini, media bersiap siaplah untuk diberangus jika menyuarakan sesuatu yang tidak disukainya.