Mohon tunggu...
ichsan mikail
ichsan mikail Mohon Tunggu... Novelis - Full time blogger

Pengarang novel Transition, novel Dimension of Dreams, dan kumpulan cerpen Province Memoir. Standby di official website : mikailearn.my.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mystery of Sanhok

6 Agustus 2021   16:20 Diperbarui: 6 Agustus 2021   17:04 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

~

                                                  

Sanhok, kepulauan kecil di wilayah perbatasan, terletak di wilayah selatan Myanmar. Sebuah siaran berita lokal mengabarkan Sanhok telah berubah. Rentang 10-15 tahun pepohonan lebat berkurang. Suhunya lebih hangat.

Kami tiba pada minggu petang. Rekanku amat sinis, "Mengapa kita ke Sanhok?" Kubilang iya ya orang Malino aja pindah ke Malinau. Tidak terlalu nyambung. Maksudku apa yang ia tawarkan? Perbukitan dan villa Paradise mahal. Banyak sayuran murah. Sebelum berangkat, aku berandai-andai bepergian ke luar negeri. Untunglah di pinggir jalan ramai tanaman indah bagi hobi berkebun.


Pemandangan biasa aja. Kali ini tidak ada sinyal. Seperti lazimnya kecamatan kampungan, rumah-rumah berhimpitan bercat-cat norak. Pergi jauh-jauh, jalanan rusak di objek wisata. Halo bupati?


Apakah perjalanan berliku demi melihat hutan pinus? Cari saja gambar pohon di Internet. Menghirup udara sejuk? Beli AC plasma cluster nyalakan di rumah (atau bangun pagi) tidak perlu mendaki. Mungkin untuk ngontrak sebentar lari karena sesuatu macam korupsi menuju puncak, sekeluarga rekreasi dari pekerjaan umum. Sebaik-baik para pencuri adalah mereka yang tidak pelit, menetes pada warga sekitar. Beruntunglah orang yang dikasih ; statusnya hadiah.

Akan tetapi, Sanhok menyimpan kenangan tersendiri bagiku. Sepasukan duo berfoto bersama menggunakan kamera jadul. Kedatangan kemarin disambut meriah oleh perang dari arah berlawanan. Tanpa bala bantuan, kami bisa terbunuh oleh skuad preman.

Dulu aku tinggal di pedesaan, seperti di sini. Kau tahu seperti apa jalan poros kabupaten belok di tikungan tak jelas? Lalu terhenti karena harus menyeberangi sungai. Kalau tidak mau jembatan bergetar, ada rakit di permukaan. Setelah itu berjalan kaki masuk sampai ketemu sejumlah rumah yang mudah dihitung dengan sedikit populasi. Itu kesukaanku. Sungai, hutan, dan persawahan mengelilingi tempat itu, hal buruk apa yang mungkin terjadi? Banyak cerita hantu bermunculan. Seseorang mendadak kesurupan, sakit jiwa dan itu bukan kali pertama.

"Ada apa?" tanyaku

"Aku takut pada orang baik hingga mereka jahat padaku. Aku menghindar agar mereka seperti sediakala."

"Bagaimana jika mereka tidak menjauh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun