Itu adalah kencan pertama dan terakhir Willy. Seperti bukan sebelumnya, mereka hanya dekat di dunia maya, tapi terasa jauh di dunia nyata. Mereka masih berhubungan dalam media sosial, namun frekuensi bertemu di dunia nyata sangat jarang. Boleh dikatakan tidak pernah sejak terakhir kencan.
Perasaan aneh muncul dari benak Willy beberapa hari belakanga. Hubungan mereka sudah dua bulan lebih, tapi terasa tidak sehat. Daffa terlihat menghindar saat bertemu di kantor, dia selalu mengelak dan mengatakan sangat sibuk dan dikejar deadline. Tapi, menurut Willy, setidaknya saat dia berada di kantin, jangan menghindar. Tapi apa daya, tidak ada yang bisa dia perbuat, dia tidak bisa melawan, sebab Daffa adalah seniornya.
Keadaan ini semakin berlarut, sampai akhrinya Willy didiamkan sampai dia media sosial. Sudah masuk bulan Februari, Daffa tambah mendiamkan Willy. Willy tidak tahu salah dia dimana, dan apa yang diinginkan Daffa,
Sampai akhirnya sebuah pesan masuk ke ponsel Willy. Pesan dari Daffa, singkat padat dan membuat sakit.
"Saya mau bilang ini sudah cukup lama. Saya sudah mempertimbangkannya. Saya rasa hubungan kita sampai di sini saja. Saya merasa hanya ada sedikit kecocokan di antara kita, maaf jika saya membuatmu sedih belakangan ini. Dan terima kasih atas semuanya."
Seketika Willy kaget dan merasa dihantam batu besar. Dia tidak percaya apa yang dia dapatkan. Mengingat malam ini adalah malam valentine yang seharusnya adalah malam yang berbahagia bagi pasangan. Namun, dia mendapatkan hal yang sebaliknya, sakit hati dan membuat trauma di hati Willy. Dia menangis tak percaya. Namun, apa boleh buat, dia harus menerima kenyataan aneh ini, secara tiba -- tiba tanpa kejelasan Daffa menyampaikan hal ini.
"Terima kasih kado Valentine nya," Willy membalas singkat.
Terima kasih malam valentine. Kado mu sangat membekas di hatiku.
-MR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H