Mohon tunggu...
Masni Rahmawatti
Masni Rahmawatti Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist

Menulis Membuka Pikiran -- Publikasi: Buku Indonesia dalam Pusaran Pandemi Covid-19

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Malam Valentine

19 November 2021   13:46 Diperbarui: 19 November 2021   14:45 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.freepik.com

Dia rebahkan badan di atas kasur empuk beralaskan seprai berwarna abu -- abu. Menghidupkan pendingin ruangan dan memutar musik. Menikmati sebuah hadiah yang jarang dia dapatkan. Willy mereganggkan otot -- ototnya, meliukkan badan ke kiri dan ke kanan. Terdengar bunyi 'kruk' di setiap sendi yang terasa pegal.

Setelah merasa nyaman, Willy meraih ponsel yang terletak di atas nakas. Membuka sosial media dan menelusuri setiap halaman yang dia dapati. Kegiatan ini terhenti saat Willy berada pada postingan Daffa. Postingan tersebut berisikan foto Daffa dengan seorang perempuan. Hati Willy merasa kesal dan rasa cemburu muncul dengan tiba -- tiba. Dia memperhatikan setiap detail foto tersebut, terdapat nama sang perempuan dan Willy langsung menekan nama yang tertera.

Dia mencari tahu siapa perempuan itu, menyelidiki sampai postingan terakhir, foto yang ditandai. Namun, Willy tidak merasa puas, dia semakin tidak bisa menahan rasa cemburu itu, walaupun belum secara sah mereka berpacaran, namun Willy merasa hal ini tidak benar. Daffa telah mendekatinya, mengambil hatinya, mengambil perhatiannya, dan mengambil waktunya. Tapi, kenapa dia memasang foto dengan perempuan lain? Dia tidaklah egois, namun Willy bersikap self -- love, sebab, komoditasnya sudah tercurahkan semuanya kepada Daffa. Secara tidak langsung, Willy berhak memiliki rasa cemburu atas Daffa.

Willy sudah tidak tahan dan akhirnya mengomentari foto tersebut. Mencoba untuk tidak terlihat cemburu, dia mencoba mengomentari dengan cara bercanda.

"Wah, siapa ni? Cie cie." Sebuah permulaan yang Willy anggap masih aman dan digunakan untuk membuka rahasia Daffa.

"Bukan siapa -- siapa." Tidak menunggu lama, Daffa membalas komentar Willy.

"Saya kira gebetannya atau yang lagi dekat. Kalau iya, selamat ya, semoga langgeng sampe jenjang pernikahan." Willy masih mencoba tegar dan membalas dengan candaan.

"Bukan, lagian saya belum punya gebetan. Dia Cuma sahabat sejak saya kuliah dulu." Kalimat itu sangat menusuk bagi Willy. Bagaimana tidak, sebenarnya dia ini siapa? Apakah dia tidak dianggap oleh Daffa?

Percakapan itu hanya berhenti di situ saja, Willy sudah tidak mau membalasnya lagi, dia kecewa dengan balasan Daffa. Selama ini apa yang dia berikan kepada Daffa terasa sia -- sia. Dia tidak menganggap Willy sebagai gebetan ataupun orang yang sedang dekat dengannya. Willy merasa terpuruk dan sedih. Perhatian yang diberikan Daffa telah cukup sebagai bukti bahwa Daffa menjadikan Willy sebagai orang yang special. Sejak mereka dekat, merka saling bertukar rahasia, menceritakan kisah masa lalu, sampai menceritakan keluarga masing -- masing. Tapi, malam ini, semua itu hanyalah sebuah pemeriah kehidupan Willy.

Dia tidak habis pikir. Setahu dia dan apa yang dia baca di internet, jika dua orang perempuan dan laki -- laki sudah bertukar rahasia, menceritakan keluarga masing -- masing, itu sebuah pertanda kalau hubungan mereka tidak hanya sebatas teman atau rekan kerja. Ada hal spesial di antara hubungan mereka berdua.

Semalaman Willy memikirkan hal itu. Berlarut ke pekerjaanya dan berdampak terhadap apa yang dia kerjakan hari ini. Dia sangat teledor hari ini, tidak focus, dan selalu melakukan kesalahan. Sebuah kalimat singkat yang dia dapatkan dari Daffa membuat harinya kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun