Mohon tunggu...
Masni Rahmawatti
Masni Rahmawatti Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist

Menulis Membuka Pikiran -- Publikasi: Buku Indonesia dalam Pusaran Pandemi Covid-19

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Malam Valentine

19 November 2021   13:46 Diperbarui: 19 November 2021   14:45 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.freepik.com

"Saya sebenarnya memiliki rasa sama kamu, awalnya setahun yang lalu, sejak kita pertama kali bertemu untuk program acara Talk and Game. Rasa ini memuncak saat episode terakhirnya. Saya sudah memperhatikan kamu sejak awal bertemu, dari sana Saya mencoba lebih kenal kamu lebih dekat dan syukurlah hasilnya diluar ekspektasi Saya. Apalagi beberapa bulan terakhir frekuensi komunikasi sama kamu meningkat drastis." Pegakuan Daffa membuat Willy terpelongo menatap layar ponselnya, seakan tidak percaya apa yang dia baca.

Willy tidak tahu harus membalas apa. Dia hanya diam dan mematung mengingat kembali interaksi dia dengan Daffa saat mereka pertama bertemu hingga sekarang.

"Jadi, kamu bagaimana? Harus jujus kepada Saya." Tambah Daffa.

"Baiklah, Aku singkat saja. Aku juga ada rasa sama kak Daffa. Tidak jauh dari cerita kak Daffa. Sejak pertama bertemu dan puncaknya saat kita mengerjakan proyek yang sama. Kekagumanku terhadap kak Daffa berujung menjadi rasa cinta. Aku sempat sedih saat kak Daffa bilang kalau tidak punya gebetan dan orang yang dengang didekati. Aku merasa kecewa seharian ini. Namun, membaca balasan kak Daffa tadi, membuatku merasa tak percaya dan baru kali ini ekspektasiku menjadi kenyataan." Willy mengetik Panjang dengan mengeluarkan semua rasa yang ada di hatinya.

"Baiklah, sepertinya kita sama. Jadi, apa kamu mau menjadi partner ku? Pasanganku?" Daffa tanpa basa-basi langsung mengatakan hal yang ditunggu -- tunggu Willy selama ini. Daffa memang tidak bisa basa-basi.

Willy tidak bisa menahan rasa gembiranya, dia berteriak dengan kencang dan berjoget tidak karuan seorang diri di dalam kamar. Dan akhirnya dia membalas "Baiklah, Aku mau."

Tepat pukul 22:18, 8 November 2018, mereka resmi menjadi pasangan. Obrolan dilanjutkan dengan cara yang telah berbeda. Sudah sedikit romatis walaupun masih malu -- malu.

Hubungan mereka damai dan seperti pacarana biasanya. Kadang saling menertawakan, saling memeberi semangat, atau usil satu sama lain, dan kadang ada pertengkaran kecil. Semua berubah setelah mereka berpacaran. Ada hal yang menjadi tujuan mereka setelah bersama. Mereka saling menjaga diri untuk pasangan. Mencoba mengendalikan keegoisan dan mencoba mengalah.

Tapi, ada satu hal yang tidak bisa berubah. Dulu sebelum mereka berpacaran, sangatlah jarang untuk bertemu, tidakpun bertemua, berpapasan di jalan sangatlah jarang sekali. Hal ini masih terjadi sampai sekarang. Terasa sedikit aneh dari berpacaran mereka. Tidak terlihat romantis di dunia nyata, namun berkebalikan di dunia maya. Mereka sangat romantis. Apakah ini karena mereka pintar dalam merangkai kata saat berbalas pesan, atau memang tidak ada waktu untuk berkencan?

Suatu hari Willy mencoba mengajak Daffa untuk pergi berkencan atau hanya sekedar keluar jalan -- jalan menyusuri trotoar kota. Mengingat beberapa kru media mendapatkan waktu pulang yang cepat hari ini. Willy menghubungi Daffa untuk bertemu di kantin kantor. Kali ini Daffa mengiyakannya.

Mereka akhirnya memutuskan untuk berjalan sebantar dan mengunjungi mall yag berada tidak jauh dari kantor. mereka tidak berbelanja, hanya jalan -- jalan saja dan akhirnya saling merasa lapar dan memutuskan untuk makan ayam goreng tepung. Setelah tenaga terisi kembali, mereka menuju ke lantai dasar untuk menyaksikan pertunjukan musik. Sangat sederhana kencan hari ini. Willy sangat senang karena ini pertama kalinya mereka jalan setelah satu bulan pacaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun