Rumah Kelahiran Bung Hatta ini dijaga oleh dua orang yaitu, Amzal dan Toni Chaniago. Dibantu tiga orang satpam dan satu cleaning service. Penjaga rumah ini adalah Pegawai Negeri Sipil dan langsung ditugaskan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi.
Rumah Kelahiran Bung Hatta dijaga 24 jam. Namun, Amzal menjaga rumah ini dari pukul 08.30 hingga pukul 18.00. Mengikuti jadwal buka tutup Museum. Penjagaan 24 jam akan dibantu oleh satpam, karena tidak boleh ditinggalkan.
Tidak ada hubungan darah dengan keluarga Bung Hatta untuk menjaga rumah ini. Kesediaan dan perintah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi yang menghantarkan Amzal untuk merawatnya.
Penghasilannya hanya semata-mata dari gaji bulanan PNS. Jika beruntung, Ia terkadang mendapat tip dari tamu yang berkunjung. Namun, mereka tidak boleh meminta uang atau meletakkan kota sumabangan di depan rumah.
"Hanya gaji PNS saja, tidak lebih. Tapi kadang kami dapat tip. Tipnya harus diterima dan tidak boleh ditolak. Takut menyinggung perasaan orangnya. Dan kami tidak boleh meminta uang juga," jelasnya.
Untuk perawatan rumah ini, Amzal tidak mengeluarkan uang sepeserpun, karena sudah ditanggung oleh Pemda dan bantuan dari pemerintah pusat setiap tahunnya.
"Ada bantuan dari pemda dan pusat. Kalau gaji kita tidak mencukupi untuk merawat rumah ini," ungkapnya.
Amzal bekerja untuk menjaga dan diberikan kepercayaan sebagai koordinator semua hal yang berkaitan dengan rumah ini, termasuk mendampingi tamu. Tidak mau dipanggil sebagai tour guide, Amzal lebih memilih dipanggil sebagai pendamping tamu.
"Saya mengkoordinir semuanya termasuk mendampingi tamu yang datang," ungkap Amzal.
"Saya bukan tour guide, tetapi sebagai pendamping tamu," jelasnya.
Tamu yang datang akan dilayani oleh Amzal dengan ramah. Mulai dari melangkahkan kaki memasuki rumah, melihat setiap kamar dan ruangan, hingga menelusuri halaman belakang, Amzal menjelaskan keseluruhan dengan sopan dan ramah.Â