Mohon tunggu...
Masni Rahmawatti
Masni Rahmawatti Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist

Menulis Membuka Pikiran -- Publikasi: Buku Indonesia dalam Pusaran Pandemi Covid-19

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengabdi untuk Rumah Kelahiran Sang Proklamator, Bung Hatta

3 Juni 2021   15:38 Diperbarui: 3 Juni 2021   15:41 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amzal bercerita tentang pengalaman Ia selama menjaga Rumah Kelahiran Bung Hatta. (Dokumentasi pribadi/Masni Rahmawatti)

Jakarta,  Empat tahun sudah pengabdian Amzal kepada Rumah Kelahiran Bung Hatta, sang proklamator Indonesia berdarah asli Minangkabau yang terletak di Kota Bukittinggi.

Bukittinggi adalah salah satu saksi bisu perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Perlawanan terhadap penjajah banyak meninggalkan sejarah yang dapat ditemukan di kota wisata ini. Tidak hanya sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948, Bukittinggi juga menyisakan kisah dari sang Proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta.

Bung Hatta dengan nama kecil Muhammad Athar lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Beliau besar di rumah yang sekarang menjadi Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta. Museum ini dijaga dan dirawat dengan baik oleh Amzal, penjaga rumah Kelahiran Bung Hatta.

Amzal (46) sudah mengabdikan dirinya selama empat tahun untuk merawat dan menjaga Rumah Kelahiran Bung Hatta. Amzal menjaga rumah ini semenjak rumah berada dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, rumah ini berada di bawah naungan Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi.

"Saya mulai menjaga rumah ini sejak tahun 2017," ujar Amzal mengawali pembicaraan.

Sebelum menjaga dan merawat rumah kelahiran sang proklamator, Amzal bekerja di Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi. Bekerja untuk beberapa objek wisata di Bukittinggi.

"Saya sebelumnya bekerja di pariwisata, saat rumah ini berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Saya ditunjuk menjadi penjaga Rumah Kelahiran Bung Hatta," Jelas Amzal.

Sebelumnya, Rumah Kelahiran Bung Hatta ini dijaga oleh seorang ibu yang sudah bertugas lebih dari dua puluh tahun. Ibu tersebut sudah pensiun dan digantikan oleh Amzal. Tidak ada jangka waktu yang ditetapkan dalam menjaga rumah ini. 

"Sebelum saya, yang menjaga rumah ini adalah seorang ibu-ibu. Tapi sekarang dia sudah pensiun," ujar Amzal.

"Tidak ada jangka waktu dalam menjaga rumah ini, tapi kita siap-siap saja jika disuruh berhenti atau pindah ke tempat lain. Namanya juga PNS," lanjut Amzal.

Rumah Kelahiran Bung Hatta ini dijaga oleh dua orang yaitu, Amzal dan Toni Chaniago. Dibantu tiga orang satpam dan satu cleaning service. Penjaga rumah ini adalah Pegawai Negeri Sipil dan langsung ditugaskan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi.

Rumah Kelahiran Bung Hatta dijaga 24 jam. Namun, Amzal menjaga rumah ini dari pukul 08.30 hingga pukul 18.00. Mengikuti jadwal buka tutup Museum. Penjagaan 24 jam akan dibantu oleh satpam, karena tidak boleh ditinggalkan.

Tidak ada hubungan darah dengan keluarga Bung Hatta untuk menjaga rumah ini. Kesediaan dan perintah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi yang menghantarkan Amzal untuk merawatnya.

Penghasilannya hanya semata-mata dari gaji bulanan PNS. Jika beruntung, Ia terkadang mendapat tip dari tamu yang berkunjung. Namun, mereka tidak boleh meminta uang atau meletakkan kota sumabangan di depan rumah.

"Hanya gaji PNS saja, tidak lebih. Tapi kadang kami dapat tip. Tipnya harus diterima dan tidak boleh ditolak. Takut menyinggung perasaan orangnya. Dan kami tidak boleh meminta uang juga," jelasnya.

Untuk perawatan rumah ini, Amzal tidak mengeluarkan uang sepeserpun, karena sudah ditanggung oleh Pemda dan bantuan dari pemerintah pusat setiap tahunnya.

"Ada bantuan dari pemda dan pusat. Kalau gaji kita tidak mencukupi untuk merawat rumah ini," ungkapnya.

Amzal bekerja untuk menjaga dan diberikan kepercayaan sebagai koordinator semua hal yang berkaitan dengan rumah ini, termasuk mendampingi tamu. Tidak mau dipanggil sebagai tour guide, Amzal lebih memilih dipanggil sebagai pendamping tamu.

"Saya mengkoordinir semuanya termasuk mendampingi tamu yang datang," ungkap Amzal.

"Saya bukan tour guide, tetapi sebagai pendamping tamu," jelasnya.

Tamu yang datang akan dilayani oleh Amzal dengan ramah. Mulai dari melangkahkan kaki memasuki rumah, melihat setiap kamar dan ruangan, hingga menelusuri halaman belakang, Amzal menjelaskan keseluruhan dengan sopan dan ramah. 

Sifat keramahan, jujur, dan amanah telah melekat ke diri Amzal. Sifat ini terinspirasi dari Bung Hatta sendiri yang terkenal jujur, cerdas, religius, dan amanah.

"Pak Hatta menjadi inspirasi Saya dan kita semua. Dia adalah orang yang jujur, amanah, dan religius," ungkap Amzal.

Amzal menjelaskan bagian halaman belakang Rumah Kelahiran Bung Hatta kepada tamu yang datang, ia bertugas sebagai pendamping tamu(Dokumentasi pribadi)
Amzal menjelaskan bagian halaman belakang Rumah Kelahiran Bung Hatta kepada tamu yang datang, ia bertugas sebagai pendamping tamu(Dokumentasi pribadi)

Mendampingi tamu dan menjelaskan seluk beluk serta sejarah rumah ini, menjadi kesenangan tersendiri bagi Amzal. Edukasi dan nilai sejarah yang didapatkan oleh para tamu merupakan sebuah kebanggaan baginya.

"Jika tamu happy, mereka dapat ilmunya dan sejarahnya, Saya merasa senang dan bangga," ucapnya.

Tidak hanya  mendampingi tamu, bertemu dengan tokoh terkenal, hingga pejabat pemerintah menjadi sebuah kehormatan bagi Amzal. Tidak tanggung-tanggung, pejabat yang sudah Ia jumpai saat menjaga rumah ini yaitu, Presiden RI, Jokowi, Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Wakil Ketua MPR, ketua KPK, anggota DPR dan aparat TNI/Polri, hingga tokoh keagamaan.

Potret Amzal bersama Wakil Ketua MPR RI. (Dokumentasi Amzal)
Potret Amzal bersama Wakil Ketua MPR RI. (Dokumentasi Amzal)

Tak ada duka yang Ia rasakan selama menjaga rumah ini. Hanya sedikit kesulitan karena alasan klasik saja. Lokasi yang terbatas membuat tempat parkir tamu menjadi sempit. Keadaan ini yang menjadi kendala Amzal saat bertugas.

Saat pengunjung rumah sangat banyak dan mereka membawa kendaraan pribadi, menjadikan area parkir penuh dan tamu memarkirkan kendaraanya ke halaman warga. Keluhan terjadi dan Amzal harus melakukan negosiasi dengan warga sekitar. 

"Tidak ada keluhan yang dirasakan, tapi kadang-kadang warga yang mengeluh karena lahan parkir yang sempit, trus tamu parkir mobil ke halaman orang," ucap Amzal.

"Jadi, Saya harus melakukan negosiasi dengan warga sekitar. Pinter-pinter aja kita nyampeinnya," jelasnya.

Situs peninggalan sejarah terkadang memunculkan kisah mistis, tapi Amzal membantah jika ada kejadian mistis di rumah ini. Amzal bahkan merasakan kedamaian dan perasaan tenang di rumah ini.

"Tidak ada kejadian mistis di sini. Semua aman. Malah rumah ini terasa sejuk dan damai tanpa AC," jelasnya.

Rumah Kelahiran Bung Hatta juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Penutupan objek wisata di Bukittinggi, berimbas terhadap museum ini. Amzal mengatakan bahwa pandemi juga berdampak terhadap kunjungan tamu.

"Pandemi berdampak sekali. Biasanya saat lebaran tamu banyak berdatangan, tapi lebaran sekarang malah drop. Hari ini saja baru enam orang," jelas Amzal.

Saat peliputan (22/5), objek wisata di Bukittinggi ditutup semua, tapi museum ini tetap dibuka. Amzal menjadi heran. Amzal dan staf hanya menunggu perintah dari atasan jika adanya penutupan atau museum tetap dibuka.

"Saya heran juga kenapa rumah ini masih dibuka, sedangkan yang lain sudah tutup. Tapi, kami di sini menunggu perintah saja dari atasan," jelas Amzal.

Amzal berhasil menjaga dan sebagai pendamping tamu Rumah Kelahiran Bung Hatta. Hal ini dapat dibuktikan dari ulasan para tamu yang secara keseluruhan mengatakan bahwa mereka mendapat pelayanan yang memuaskan.

MS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun