Jakarta, Empat tahun sudah pengabdian Amzal kepada Rumah Kelahiran Bung Hatta, sang proklamator Indonesia berdarah asli Minangkabau yang terletak di Kota Bukittinggi.
Bukittinggi adalah salah satu saksi bisu perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Perlawanan terhadap penjajah banyak meninggalkan sejarah yang dapat ditemukan di kota wisata ini. Tidak hanya sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948, Bukittinggi juga menyisakan kisah dari sang Proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta.
Bung Hatta dengan nama kecil Muhammad Athar lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Beliau besar di rumah yang sekarang menjadi Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta. Museum ini dijaga dan dirawat dengan baik oleh Amzal, penjaga rumah Kelahiran Bung Hatta.
Amzal (46) sudah mengabdikan dirinya selama empat tahun untuk merawat dan menjaga Rumah Kelahiran Bung Hatta. Amzal menjaga rumah ini semenjak rumah berada dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, rumah ini berada di bawah naungan Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi.
"Saya mulai menjaga rumah ini sejak tahun 2017," ujar Amzal mengawali pembicaraan.
Sebelum menjaga dan merawat rumah kelahiran sang proklamator, Amzal bekerja di Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi. Bekerja untuk beberapa objek wisata di Bukittinggi.
"Saya sebelumnya bekerja di pariwisata, saat rumah ini berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Saya ditunjuk menjadi penjaga Rumah Kelahiran Bung Hatta," Jelas Amzal.
Sebelumnya, Rumah Kelahiran Bung Hatta ini dijaga oleh seorang ibu yang sudah bertugas lebih dari dua puluh tahun. Ibu tersebut sudah pensiun dan digantikan oleh Amzal. Tidak ada jangka waktu yang ditetapkan dalam menjaga rumah ini.Â
"Sebelum saya, yang menjaga rumah ini adalah seorang ibu-ibu. Tapi sekarang dia sudah pensiun," ujar Amzal.
"Tidak ada jangka waktu dalam menjaga rumah ini, tapi kita siap-siap saja jika disuruh berhenti atau pindah ke tempat lain. Namanya juga PNS," lanjut Amzal.