"Permisi Adit, tok tok tok..."
"Sepertinya ada tamu Bu" ujar Adit. Langkah Ibu Adit menyusul keluar membuka pintu.
"Masuk nak Tino, malam-malam ada apa nak? Tumben sekali main ke rumah.
"Buk Minnah, boleh tidak aku menginap semalam saja di sini?" tanya Tino
"Tentu boleh nak, orang tuamu kemana?"
"Ah, Ibu, kayak tidak tahu saja. Ayah sama mama ke luar kota, entahlah cari duit mulu, anaknya tidak pernah diurusi"
"Nak Tino, jangan seperti itu. Ayah mamamu ke luar kota juga untuk masa depanmu, biar ketika nak Tino ingin sekolah yang tinggi, Ayah Mamamu bisa menyekolahkan kamu ke sekolah yang bagus. Jadi jangan bilang seperti tadi yaa..." ujar Ibu adit mencoba menasihati
"Iya bu," ujar Tino dengan wajah lemas.
Usai itu, mereka bertiga makan malam, dengan lauk seadanya, karena diselimuti oleh rasa kasih sayang dari seorang Ibu adit, Tino pun menikmati hidangan yang disajikan dengan senang. Gelitik tawa menghiasi meja makan, tak lupa bunyi detik jarum jam yang tak henti berputar, adzan isya' pun berkumandang.... "Allahu akbar.... Allahu akbar...."
"Nak Tino, Ibu ke Surau dulu ya bersama Adit"
"Tino ikut bu. Nanti Tino menunggu di depan Surau tak apa."